Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2018

KARTINI, KONDE DAN ISLAM

Oleh : Dwi P Sugiarti 21 april jadi peringatan hari kartini Jasanya begitu menginspirasi Tapi apa yang terjadi hari ini? kebaya dan konde seolah jadi tradisi Padahal Kartini berharga karena kecemerlangan ide Menentang tradisi dan adat dengan pede Bukan sekedar kebaya dan konde Lalu, bagaimana dengan emansipasi? Faktanya, pengusung emansipasi lebih suka pakai rok mini Katanya ini hak asasi Yang tak boleh dipersekusi Seharusnya mereka tahu Bahwa kartini telah lama merindu Pada islam ia ingin berguru Mendalami dan menimba ilmu Seharusnya mereka pahami Kartini muslimah sejati Lewat ayat-ayat Rabbani ia telah terilhami Dan aku percaya Islam inspirasinya seperti kata dalam suratnya Dari Gelap menuju Cahaya #kartinitanpakonde #milad6Revowriter #gerakanmedsosuntukdakwah Noted : Puisi ini sudah pernah saya publish di facebook personal milik saya (Dwi P Sugiarti) pada tanggal 21 April 2018

Inspirasi Menjadi Kartini Sejati

Bulan april merupakan bulan istimewa bagi perempuan Indonesia. Setidaknya setiap tanggal 21 april diperingati sebagai Hari Kartini. Tokoh perempuan dengan nama lengkap Raden Ajeng Kartini Djojo Adhiningrat atau  lebih dikenal dengan R.A Kartini ini merupakan tokoh perempuan yang dikenal sebagai penggerak dan pejuang emansipasi wanita. Lewat surat-suratnya yang dikirim kepada temannya di Belanda, ia mengkritik pemikiran Jawa yang kental dengan adat dan tradisi. Hari ini, peringatan hari kartini selalu dimeriahkan dengan mengenakan kebaya dan konde sebagai bentuk penghormatan atas jasa Kartini. Namun, apakah hanya dengan kebaya dan konde cara kita menghormati jasanya? benarkah hanya emansipasi yang ia perjuangkan? Dan apakah hanya Kartini tokoh perempuan yang bisa kita teladani? Merunut dari pertanyan-pertanyaan diatas agaknya peringatan hari kartini tak sekedar seremonial belaka yang meriah dengan konde dan kebaya. Sebab jika kita mau menelisik sejarah Kartini maka kita akan t...

Meninggalkan (Jejak) Reuni OPEy (Part 1)

Kurang lebih sudah satu pekan berlalu gabung di WAG Reuni OPEy yang dipelopori oleh mbak Alga Biru. Sebetulnya, saya tidak mengenal satupun atau berteman dengan orang-orang yang tergabung dalam reuni tersebut walaupun pernah satu grup di kelas penulisan OPEy sebelumnya. Sehingga saya lebih banyak menjadi sider (silent reader). Lebih dari itu setidaknya saya tau, mereka yang tergabung dalam grup OPEy adalah mayoritas orang-orang hebat yang nama-nama mereka sudah beredar mengisi berbagai rubrik khususnya kolom opini baik media online ataupun cetak. Dan bahagianya, reuni tak sekedar reuni yang hanya diisi dengan saling sapa ataupun temu kangen. Reuni ini reuni istimewa dan “berdaging”. Ada asupan materi dari mbak Alga yang menambah pengetahuan tentang dunia menulis dan lewat tulisan ini saya ingin sedikit merangkum dari apa yang pernah saya peroleh. Menulis adalah salah satu sarana untuk menyampaikan gagasan untuk itu bagi seorang penulis baik pemula ataupun yang sudah profesional menu...

Menabung Amal

Semenjak tiga bulan yang lalu kami pindah menetap dari kota Cikarang ke Kabupaten Garut,  suami jadi lebih sering mengajar keluar kota.  Terkadang dalam satu minggu bisa 3-4 hari berada di luar Garut.  Dan terpaksa saya jadi lebih sering sendirian di Garut.  Tak enak memang,  terlebih sejak sebulan lalu kami menetap di sebuah rumah kontrakan yang terbilang luas untuk kami berdua.  Maka sayapun terkadang pulang ke rumah mertua atau menginap di rumah kawan karena suami merasa tak tega melihat saya sendirian di rumah.  Bukan apa-apa, Selain karena sendirian, suami merasa khawatir dengan keamanan saya selama beliau berada diluar kota. Layaknya hidup hari ini sejatinya manusia memang akan selalu sendiri.  Terlebih jika nanti saatnya tiba kita berpindah alam, berpisah antara ruh dengan raga hakikatnya kita sendiri. Jika sudah mati tak akan ada yang mau membersamai walau hanya sehari semalam kecuali apa yang telah kita tanam selama hidup di dunia. ...