Minggu, 07 Maret 2021

3 Hal yang Bisa Diambil dalam Film "Miskin Susah Kaya Susah"

Beberapa hari yang lalu saya menonton sebuah film tahun 2013 yang berjudul "Miskin Susah, Kaya Susah". Film ini diangkat dari sebuah cerpen berjudul "Pispot" karya Hamsad Rangkuti. Film ini sempat tayang di salah satu stasiun TV swasta di negeri ini. 


Berkisah tentang sepasang suami istri miskin yang hidupnya begitu nelangsa di sebuah kampung kumuh di pinggiran kota. Mas Karyo (Epy Kusnandar) hanyalah seorang tukang tambal ban. Namun kenyataan pahit harus ia terima saat anaknya Tini menderita sakit tumor otak. Saroh, Sang istri meminta suaminya untuk membawa anaknya ke rumah sakit agar bisa ditolong dan ditangani pihak medis. 

Mas Karyo menunggu orang yang mampir ke lapak tambal bannya

Namun nasib !
ia hanya seorang tukang tambal ban yang tak punya penghasilan tetap. Di sisi lain ia merasa bimbang dan khawatir dengan kondisi Tini.berbagai upaya ia lakukan dari meminjam uang hingga menjual TV, satu-satunya barang berharga yang ia miliki. Namun tak ada satupun orang yang yang mau minjamkan uang padanya atau membeli TV miliknya. 

Singkat cerita ia mendengar bahwa kampungnya akan kedatangan pejabat daerah. Sang RT yang tahu tentang kondisi Mas Karyo menyarankan untuk ia datang dan menyampaikan masalahnya agar memperoleh bantuan. 
Naas, belum juga ia menyampaikan keluhannya, ia justru dituduh maling dan dianggap menelan kalung milik sang pejabat yang hendak pulang. Sang pejabatpun meminta agar Mas Karyo dibawa ke Kantor polisi. Namun wargga melarangnya karena selama ini, mas kato dikenal sebagai sosok yang jujur dan tidak pernah berbuat aneh-aneh. Akhirnya para pejabat desapun berembug untuk menyelesaikan masalah ini. Lalu diambillah keputusan agar mas Karyo mau untuk buang hajat dihadapan seluruh warga untuk membuktikan bahwa ia tidak menelan kalung tersebut. Maka disediakan pispot sebagai wadah untuk menampung.
 

Sang istri yang mendengar kabar tersebut langsung datang ke TKP, mendengar penjelasan pak RT, ia merasa tidak terima dan meminta agar proses buang hajat dilakukan di tempat tertutup dan ia yang akan menjadi saksi. Ia bahkan mengancam akan melaporkan balik jika suaminya tidak terbukti bersalah. 

Benar saja, Mas Karyo tidak terbukti bersalah. Sang pejabatpun akhirnya meminta maaf. Namun ternyata ini bukanlah akhir cerita sebenarnya. Mas Karyo nyatanya benar-benar trlah menelan kalung itu. Ia merahasiakan hal tersebut bersama istrinya dan kembali menelan kalung tersebut dua kali. Namun sayang, sang anak justru tak sempat tertolong. Mas Karyo dan Istrinya begitu menyesali perbuatannya. 

Nah, kira-kira apa sih yang bisa kita ambil dari Kisah tersebut? 
Yuk simak. 

1. Bersyukur
Kadang kita merasa bahwa diri kitalah yang paling susah. Faktanya dibalik kesulitan dan kesusahan kita pasti ada yang lebih sulit dan susah hidupnya. Karena bisa jadi hal yang kita keluhkan setiap hari adalah impian bagi orang lain. Maka bersyukur adalah cara kita menikmati hidup. Berpikirlah bahwa di dunia ini tidak ada manusia yang tidak punya masalah. Setiap kita pasti akan ditimpa masalah. Berat atau tidaknya tergantung bagaimana kita merespon masalah tersebut. 
2. Berbuatlah Jujur meski Sulit
Tak ada yang menyangka bahwa ending dari cerita ini adalah Mas Karyo benar-benar menelan kalung tersebut. Namun usahanya justru tak sesuai dengan yang ia harapkan. Harapan dengan kalung itu ia bisa membawa Tini hanyalah mimpi. Ia begitu menyesali perbuatannya. 
Ya, kehidupan dunia ini hanya sementara. Untuk apa kita mengusahakanesuatu dengan maksiat jika ujung dari kehidupan ini adalah kematian. Padahal kelak yang kita perbuat akan dipertanggungjawabkan. Maka tetaplah berbuat jujur. Setidaknya kalaupun kita tak mendapat sesuatu yang kita harapkan di dunia, kita tidak akan menyesal di kehidupan selanjutnya (akhirat)
3. Belajar empati pada sesama. 
Kaya miskin adalah bagian dari sunatullah. Namun kita yang punya kelebihan harta, sering-seringlah melihat ke bawah agar kita sadar bahwa ada banyak orang yang perlu kita bantu. Agar kita belajar peka pada kondisi sekitar. Harta adalah salah satu wasilah untuk kita bisa berbuat baik pada sesama. 
Nah itulah tiga hal yang bisa kita ambil menurut pendapat saya pribadi. Kalo menurut teman-teman apa nih. Share yuk di kolom komentar. 

Kalau ada yang belum nonton filmnya. Ini linknya yaa. Disini




Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

<< Beranda