Langsung ke konten utama

Strategi Sehat dan Produktif Di Tengah Pandemi Bersama Keluarga Jempolan



Semenjak munculnya wabah virus covid-19 pada maret 2020 lalu, rentetan kebijakan dibuat untuk membatasi gerak masyarakat di luar melalui anjuran untuk bekerja, belajar dan beribadah dari rumah serta menaati protokol kesehatan guna memutus rantai penyebaran virus. 

Ragam tantangan dan hambatan tentu dialami oleh kita dengan beragam sektor. Namun selayaknya pandemi ini tidak lagi dipandang sebagai musibah tetapi harus dilihat sebagai peluang dan tantangan yang mengubah pola hidup agar tetap sehat dan semakin produktif dan inovatif.

Apalagi pasca masuknya era new normal, masyarakat diharapkan dapat segera melaksanakan aktivitas seperti biasa, tetapi dengan cara-cara baru yang tetap sehat dan produktif meskipun di masa pandemi Covid-19 tak terkecuali di lingkungan keluarga. 

Rumah dan Produktivitas


Tuntutan untuk tetap berada di dalam rumah  menjadikan rumah sebagai basecamp untuk belajar sekaligus bekerja. Namun tentu ini bukanlah hal mudah dijalani karena selama ini rumah adalah tempat untuk beristirahat setelah berkutat dengan rutinitas baik belajar maupun bekerja. Sehingga perlu strategi yang tepat agar para anggota keluarga tak merasa bosan bahkan stres. 

Salah satunya adalah menyusun kegiatan atau aktivitas diluar rutinitas. Tujuannya untuk merefresh pikiran yang jenuh. Bila sebelum pandemi, kita selalu menyusun agenda liburan atau mengikuti kegiatan lain  di luar rumah baik hingga keluar kota, namun kini kita perlu pertimbangan yang sangat matang untuk memutuskan keluar rumah. Apalagi, wabah covid-19 masih menjadi ancaman. 

Dibalik itu, salah satu hikmah dari adanya pandemi ini adalah munculnya beragam kegiatan virtual yang bisa kita hadiri meski di rumah saja. Alhasil, tak perlu keluar rumah untuk bisa ikut ragam kegiatan seru dan menyenangkan. Alhamdulillah, 6 maret 2021 lalu saya berkesempatan untuk ikut kegiatan BloggerDay 2021 dalam Virtual Gathering Anniversary yang ke-6 untuk Bloggercrony Community bersama para BCC squad. Menurutku, ini acara paket lengkap banget. Meski durasinya hampir 8 jam tapi nggak terasa lamanya sebab acaranya seru dan 'hidup'. Bahkan yang membuat tambah seru adalah kehadiran dari anggota keluarga dari beberapa peserta yang ikut hadir terutama di sesi pertama acara. 

Rangkaian acara BloggerDay2021 dibuka oleh host, Mbak Gita Siwi dan  sambutan dari pengurus inti Bloggercrony yakni Kak Fawwaz,  Kak Akbar dan juga Mas Satto Raji selaku Co-foundernya. 

Sesi  pertama  dibuka Virtual Family Trip bersama Kang Idfi. Kemana jalan-jalannya? Ke Amerika Serikat. Piknik menelusuri tempat-tempat penting dan terkenal di AS adalah pengalaman pertama bagi saya pribadi. Meski hanya secara virtual, tapi berasa jalan-jalan beneran karena antusias para peserta yang ikut meramaikan bersama keluarga di rumah. Sehingga, yang merasa happy nggak cuma pesertanya  yang didominasi oleh ibu-ibu tapi juga bapak dan anak-anaknya. 

Sesi kedua dilanjutkan dengan topik penuh wawasan dan ilmu dalam BloggerHangout dengan tema "Senjakala Content Creator". Pada sesi ini, acara  dipandu  oleh Mbak Helen Simarmata dengan pengisi acara  Kang Maman Suherman dan Mas Shafiq Pontoh.

Dengan pembawaan yang tenang dan khas, Kang Maman memberikan banyak insight baru terutama bagi seorang content creator termasuk  blogger. Seorang blogger harus menguasai literasi bahasa, komunikasi yang baik, kreativitas dan pemikiran kristis serta mampu berkolaborasi. Tak hanya itu, beliau juga berpesan untuk jangan takut bermain di satu ruang saja. Artinya kita harus fokus. Saya jadi teringat dengan pesan dari seorang teman bahwa fokus itu bukan satu tapi satu-satu. 

Pesan Kang Mamanpun rasanya related banget dengan pemaparan dari Mas Shafiq. "Kita harus 'expert' di bidangnya. Seorang bogger pasti menguasai bidang tertentu, jangan semua job  diambil karena merasa semuanya bisa. Artinya harus punya ciri khas masing-masing. 

Dalam sesi ketiga, saya banyak belajar tentang pola pengasuhan nih. Meski belum punya anak usia sekolah yang hari ini banyak mengeluh soal pembelajaran jarak jauh (PJJ) tapi informasi ini tetap penting bagi saya. Sebab saya bisa berbagi dengan kerabat atau teman yang seringkali mengeluhkan tentang susahnya menemani anak saat PJJ. Apalagi pengalaman Mbak Kania Safitri dalam mengasuh anak, mengurus suami serta mengerjakan hal lain tentu makin menambah insight baru tentang bagaiaman mengelola waktu. 

Nah dari Mbak Ifa aku  banyak belajar tentang  pola pengasuhan anak yang benar. Tentang seperti apa tahap-tahap pengasuhan anak agar anak tumbuh kembangnya berjalan dengan baik. Pun tentang bagaiamana memahami fase-fase perkembangan anak agar selama mengasuhnya kita menikmatinya. Sehingga kita sebagai orang tua tidak mudah emosi khususnya para emak-emak. :)

Acara BloggerDay2021 juga makin meriah dengan taburan hadiah. Bahkan pasca acarapun masih terus berbagi hadiah. Bagian yang ini tentu yang merasa senang tak hanya emak-emak, tapi juga anak juga bapaknya. Adapula BloggerCare, sesi dimana kita para peserta diajak untuk turut berbagi melalui donasi bagi para keluarga blogger yang terdampak apalagi saat pandemi ini ada. 

Acara ini  disponsori oleh KITATAMA EVENT @kitatama.id dan para BloggerPreneur :

@duorajistore
@katalensaku.photoworks 
@ebigsoo_fashion_ 
@anesacooking 
@geraiaksesoris2 
@aykoprojects 
@makarame 
@resepdapurayah
@dapursesukahati 
@hennahijab_collection 
@asiboostertea 
@sreehandmate 
@photo_coffee_ 

Nah, kalau acaranya seperti ini, pasti pikiran yang tadinya jenuh bisa kembali fresh. Apalagi acara-acara Bloggercrony ada yang diadakan setiap bulannya. Sehingga saat kita mulai jenuh dengan rutinitas aktivitas, ada "liburan" yang tak sekedar merefresh otak tapi juga menambah wawasan keilmuan kita. Yuk saatnya kita tetap produktif bersama para Keluarga Jempolan Bloggercrony Community.  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

3 Hal yang Bisa Diambil dalam Film "Miskin Susah Kaya Susah"

Beberapa hari yang lalu saya menonton sebuah film tahun 2013 yang berjudul "Miskin Susah, Kaya Susah". Film ini diangkat dari sebuah cerpen berjudul "Pispot" karya Hamsad Rangkuti. Film ini sempat tayang di salah satu stasiun TV swasta di negeri ini.  Berkisah tentang sepasang suami istri miskin yang hidupnya begitu nelangsa di sebuah kampung kumuh di pinggiran kota. Mas Karyo (Epy Kusnandar) hanyalah seorang tukang tambal ban. Namun kenyataan pahit harus ia terima saat anaknya Tini menderita sakit tumor otak. Saroh, Sang istri meminta suaminya untuk membawa anaknya ke rumah sakit agar bisa ditolong dan ditangani pihak medis.  Mas Karyo menunggu orang yang mampir ke lapak tambal bannya Namun nasib ! ia hanya seorang tukang tambal ban yang tak punya penghasilan tetap. Di sisi lain ia merasa bimbang dan khawatir dengan kondisi Tini.berbagai upaya ia lakukan dari meminjam uang hingga menjual TV, satu-satunya barang berharga yang ia miliki. Namun...

Lakukan Hal ini untuk jadi Public Speaker yang Handal

Dua belas tahun lalu saya adalah mahasiswa yang cukup aktif dalam organisasi kampus. Saya sempat aktif sebagai anggota BEM fakultas dan masuk bidang Penalaran dimana salah satu fokusnya adalah mengadakan seminar atau workshop di tingkat fakultas. Pengalaman inilah yang saat itu membuat kemampuan public speaking saya meningkat meski saya belum pernah menjadi pembicara dalam sebuah event .  Saat itu, saya cukup aktif memberikan komentar atau pertanyaan saat berada dalam forum diskusi. Ya, meski rasa grogi bahkan takut melakukan kesalahan dalam berpendapat namun saya terus memberanikan diri untuk berbicara di publik.  Dua belas tahun berlalu, saya berpikir kemampuan itu seolah tak terpakai terlebih setelah saya menikah dan mempunyai anak. Saya lebih banyak belajar tentang sesuatu yang dekat dengan keseharian saya sebagai seorang istri dan ibu. Hingga suatu hari saya pernah diminta untuk mengisi diskusi kecil tentang kepenulisan karena saya aktif menulis di media dan juga menulis...

Negeri Tanpa Rasa (ODOP Day 27 of 99)

                                          https://www.youtube.com/watch?v=79FQRiBPPPQ Judul diatas merupakan salah satu judul film pendek berdurasi lima menit(diposting oleh akun Youtube: Ihsan Nur Azizi) yang cukup membuat saya tertarik sebab realitasnya ada dan terasa. Kebetulan sedang iseng mencari film-film pendek yang berisi kritik sosial,  akhirnya terpaut dengan film ini untuk sedikit memberi inspirasi opini lewat film tersebut.   Film ini menggambarkan tentang kondisi Indonesia dan rasanya sepertinya saya tidak perlu menggambarkan ulang lewat tulisan ini sebab apa yang ada dalam film tersebut sudah kita lihat sendiri baik lewat TV, sosial media atau langsung di depan mata kita sendiri. Negeri ini memang sudah “mati” rasa. Tak ada rasa iba terhadap sesama, tak punya rasa malu bahkan rasa-rasanya pemimpin negeri inipun telah lupa diri. Lihat saja, tak han...