Langsung ke konten utama

Sepenggal Kisah Tentang Arti Nama Blogku


Apa sih yang pertama kali ditanya orang saat kenalan?  

Yes,  nama!
Nama adalah bagian dari identitas diri. Jika kita lihat dalam KTP atau kartu tanda Pengenal lainnya,  nama menempati posisi pertama sebagai tanda pengenal tentang diri kita.  Nah,  ngomongin nama, bagi pemilik nama tentunya ngga sekedar menjadi tanda pengenal saja, sebab dalam sebuah nama terdapat arti yang terkandung di dalamnya.  Bahkan sebagian orang meyakini bahwa nama adalah bagian dari doa dan harapan bagi sang pemberi nama.  

Jadi inti tulisan ini mau ngomongin apa sih? 
Intinya mau bahas nama dong. Bukan namaku atau nama orang lain,  tapi nama blog. 

Blogku kini langsung kunamai dengan namaku.  Kelihatannya biasa aja ya.  Tapi tau nggak?  Sebelum nama blogku yang sekarang,  nama sebelumnya adalah berkisahdenganpena.blogspot.com. 
Nama blog ini muncul sejak tahun 2018 saat pertama kali aku punya blog.  Dulu harapan nama blog ini adalah aku bisa bercerita apapun lewat sebuah tulisan.  
Banyak hal yang kadang ingin diungkap namun terkadang aku tak berani menyampaikannya secara langsung.  Nah,  bercerita lewat menulis adalah jalan yang kutempuh. 
Satu tahun menulis di blog kukira akan terus konsisten.  40 tulisan yang terbilang receh menurutku adalah pencapaian tertinggi sepanjang tahun 2018.  Namun, namanya hidup ya,  nggak selalu flat-flat aja.  Akhirnya aku merasa bosan dan berhenti menulis di blog. Berasa ABG labil, nggak sih?  
Yang identik masih seringkali bingung mencari jati diri *duh.. Jadi nyinggung ABG labil :D.

Balik ke urusan blog, Memilih aktivitas lain adalah caraku menghilangkan kebosanan.  Namun setelah hampir dua tahun berlalu aku meninggalkan blog, akhirnya aku kembali..(kayak bang Toyip.. 😁)

Memutuskan Mengganti Nama

 
Sebeenrnya keputusan ini awalnya hanya sekedar iseng.  
Namun keputusanku untuk mengganti nama blogku langsung dengan namaku karena 
"biar orang langsung tau,  itu aku!"
Pikirku. 
Dengan memperbaiki sedikit tampilan meski masih terbilang sangat sederhana,  akhirnya aku menambahkan judul blogku dengana nama "D's Journal". Judul ini terinspirasi dari web pak Dahlan Iskan yang mengambil nama DI'S Way sebagai nama webnya.  Apalagi beliau tergolong sosok yang produktif mengisinya setiap hari.  
Begitulah aku punya harapan tulisanku bisa seperti tulisan-tulisan beliau yang ringan dan khas saat dibaca namun sarat makna. Konsistensinya dalam menulis sangat memotivasi.

Bermimpi dulu boleh dong meski realitas masih jauh dari ekspektasi.. Hehe.. 

Nah,  mungkin sampai disini cerita singkatku tentang arti dibalik nama blogku. Oiya satu lagi,  karena blogku masih blog gratisan,  aku berharap suatu saat punya domain nama blog sendiri. Harapannya biar lebih profesional gitu.. 😁

Mohon doanya manteman.. 😊

Barangkali ada yang mau berbagi cerita tentang arti nama blognya.  Yuk cerita di komentar yaa 😊

Komentar

Bondan Murdani Soleh mengatakan…
Semoga bisa lekas beli domain Kak. Dan memperbanyak kontenya

Postingan populer dari blog ini

3 Hal yang Bisa Diambil dalam Film "Miskin Susah Kaya Susah"

Beberapa hari yang lalu saya menonton sebuah film tahun 2013 yang berjudul "Miskin Susah, Kaya Susah". Film ini diangkat dari sebuah cerpen berjudul "Pispot" karya Hamsad Rangkuti. Film ini sempat tayang di salah satu stasiun TV swasta di negeri ini.  Berkisah tentang sepasang suami istri miskin yang hidupnya begitu nelangsa di sebuah kampung kumuh di pinggiran kota. Mas Karyo (Epy Kusnandar) hanyalah seorang tukang tambal ban. Namun kenyataan pahit harus ia terima saat anaknya Tini menderita sakit tumor otak. Saroh, Sang istri meminta suaminya untuk membawa anaknya ke rumah sakit agar bisa ditolong dan ditangani pihak medis.  Mas Karyo menunggu orang yang mampir ke lapak tambal bannya Namun nasib ! ia hanya seorang tukang tambal ban yang tak punya penghasilan tetap. Di sisi lain ia merasa bimbang dan khawatir dengan kondisi Tini.berbagai upaya ia lakukan dari meminjam uang hingga menjual TV, satu-satunya barang berharga yang ia miliki. Namun...

Lakukan Hal ini untuk jadi Public Speaker yang Handal

Dua belas tahun lalu saya adalah mahasiswa yang cukup aktif dalam organisasi kampus. Saya sempat aktif sebagai anggota BEM fakultas dan masuk bidang Penalaran dimana salah satu fokusnya adalah mengadakan seminar atau workshop di tingkat fakultas. Pengalaman inilah yang saat itu membuat kemampuan public speaking saya meningkat meski saya belum pernah menjadi pembicara dalam sebuah event .  Saat itu, saya cukup aktif memberikan komentar atau pertanyaan saat berada dalam forum diskusi. Ya, meski rasa grogi bahkan takut melakukan kesalahan dalam berpendapat namun saya terus memberanikan diri untuk berbicara di publik.  Dua belas tahun berlalu, saya berpikir kemampuan itu seolah tak terpakai terlebih setelah saya menikah dan mempunyai anak. Saya lebih banyak belajar tentang sesuatu yang dekat dengan keseharian saya sebagai seorang istri dan ibu. Hingga suatu hari saya pernah diminta untuk mengisi diskusi kecil tentang kepenulisan karena saya aktif menulis di media dan juga menulis...

Negeri Tanpa Rasa (ODOP Day 27 of 99)

                                          https://www.youtube.com/watch?v=79FQRiBPPPQ Judul diatas merupakan salah satu judul film pendek berdurasi lima menit(diposting oleh akun Youtube: Ihsan Nur Azizi) yang cukup membuat saya tertarik sebab realitasnya ada dan terasa. Kebetulan sedang iseng mencari film-film pendek yang berisi kritik sosial,  akhirnya terpaut dengan film ini untuk sedikit memberi inspirasi opini lewat film tersebut.   Film ini menggambarkan tentang kondisi Indonesia dan rasanya sepertinya saya tidak perlu menggambarkan ulang lewat tulisan ini sebab apa yang ada dalam film tersebut sudah kita lihat sendiri baik lewat TV, sosial media atau langsung di depan mata kita sendiri. Negeri ini memang sudah “mati” rasa. Tak ada rasa iba terhadap sesama, tak punya rasa malu bahkan rasa-rasanya pemimpin negeri inipun telah lupa diri. Lihat saja, tak han...