Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2021

Sepenggal Kisah Tentang Arti Nama Blogku

Apa sih yang pertama kali ditanya orang saat kenalan?   Yes,  nama! Nama adalah bagian dari identitas diri. Jika kita lihat dalam KTP atau kartu tanda Pengenal lainnya,  nama menempati posisi pertama sebagai tanda pengenal tentang diri kita.  Nah,  ngomongin nama, bagi pemilik nama tentunya ngga sekedar menjadi tanda pengenal saja, sebab dalam sebuah nama terdapat arti yang terkandung di dalamnya.  Bahkan sebagian orang meyakini bahwa nama adalah bagian dari doa dan harapan bagi sang pemberi nama.   Jadi inti tulisan ini mau ngomongin apa sih?  Intinya mau bahas nama dong. Bukan namaku atau nama orang lain,  tapi nama blog.  Blogku kini langsung kunamai dengan namaku.  Kelihatannya biasa aja ya.  Tapi tau nggak?  Sebelum nama blogku yang sekarang,  nama sebelumnya adalah berkisahdenganpena.blogspot.com.  Nama blog ini muncul sejak tahun 2018 saat pertama kali aku punya blog.  Dulu harap...

Hidup Semakin Sehat dan Produktif Bareng Laptop Asus Zenbook Terbaru

Seorang teman pernah bertanya, "Kira-kira tahun depan apa sih yang mau kamu capai?" Pertanyaan diatas mungkin sering muncul di tengah-tengah kita. Meski biasanya, tanpa orang bertanyapun, diri kita juga pasti punya harapan bahwa setiap berganti tahun ada resolusi yang ingin dibuat.  "Eh, tapi kira-kira tahun lalu apa sudah tercapai resolusinya?" "Hmm pertanyaan ini pasti beda-beda jawabannya, kan?" Mungkin ada yang sudah tercapai, ada yang hanya sebagian atau bisa jadi sama saja dengan tahun sebelumnya. Padahal tentunya kita berharap bahwa setiap tahun berganti bisa lebih baik dari tahun sebelumnya. Entah secara materi, kebahagiaan, prestasi atau yang lainnya.  Nah, aku pribadi punya resolusi yang benar-benar ingin aku capai di tahun ini.  BISA PUNYA LAPTOP BARU! kenapa? Karena memang saat ini aku benar-benar butuh untuk menyalurkan hobi baruku semenjak akhir tahun lalu yakni menulis blog. Sebagai seorang bloger pemula, saat ini aku hanya bisa m...

Strategi Sehat dan Produktif Di Tengah Pandemi Bersama Keluarga Jempolan

Semenjak munculnya wabah virus covid-19 pada maret 2020 lalu, rentetan kebijakan dibuat untuk membatasi gerak masyarakat di luar melalui anjuran untuk bekerja, belajar dan beribadah dari rumah serta menaati protokol kesehatan guna memutus rantai penyebaran virus.  Ragam tantangan dan hambatan tentu dialami oleh kita dengan beragam sektor. Namun selayaknya pandemi ini tidak lagi dipandang sebagai musibah tetapi harus dilihat sebagai peluang dan tantangan yang mengubah pola hidup agar tetap sehat dan semakin produktif dan inovatif. Apalagi pasca masuknya era new normal, masyarakat diharapkan dapat segera melaksanakan aktivitas seperti biasa, tetapi dengan cara-cara baru yang tetap sehat dan produktif meskipun di masa pandemi Covid-19 tak terkecuali di lingkungan keluarga.  Rumah dan Produktivitas Tuntutan untuk tetap berada di dalam rumah  menjadikan rumah sebagai basecamp untuk belajar sekaligus bekerja. Namun tentu ini bukanlah hal mudah dijalani karena selama ini rumah a...

Hei Pemuda, Sadar Umur Yuk!

Mencari jati diri, integritas, hingga eksistensi, identiknya lekat dengan kaum muda. Namun, tak sedikit pula para pemuda mengisinya dengan kesenangan duniawi.  "Mumpung masih muda" katanya.  Tapi, coba kita resapi pesan dari Nabi Muhammad SAW ini.  “Tidak akan bergeser kaki manusia di hari kiamat dari sisi Rabbnya sehingga ditanya tentang lima hal: tentang umurnya dalam apa ia gunakan, tentang masa mudanya dalam apa ia habiskan, tentang hartanya darimana ia peroleh dan dalam apa ia belanjakan, dan tentang apa yang ia amalkan dari yang ia ketahui (ilmu).” (HR. At-Tirmidzi, Lihat Ash-Shahihah no. 946) Usia manusia adalah hal misteri. Tak ada yang tahu kapan antrian kematian itu sampai pada kita. Namun banyak dari kita seolah tak menyadari bahwa tak semua orang mati di usia senja.  Pesan Rasulullah diatas harusnya membuat kita sadar bahwa salah satu hal yang akan ditanya di yaumil akhir kelak adalah soal umur. Namun ada yang unik dari hadits di atas. Apa itu...

3 Hal yang Bisa Diambil dalam Film "Miskin Susah Kaya Susah"

Beberapa hari yang lalu saya menonton sebuah film tahun 2013 yang berjudul "Miskin Susah, Kaya Susah". Film ini diangkat dari sebuah cerpen berjudul "Pispot" karya Hamsad Rangkuti. Film ini sempat tayang di salah satu stasiun TV swasta di negeri ini.  Berkisah tentang sepasang suami istri miskin yang hidupnya begitu nelangsa di sebuah kampung kumuh di pinggiran kota. Mas Karyo (Epy Kusnandar) hanyalah seorang tukang tambal ban. Namun kenyataan pahit harus ia terima saat anaknya Tini menderita sakit tumor otak. Saroh, Sang istri meminta suaminya untuk membawa anaknya ke rumah sakit agar bisa ditolong dan ditangani pihak medis.  Mas Karyo menunggu orang yang mampir ke lapak tambal bannya Namun nasib ! ia hanya seorang tukang tambal ban yang tak punya penghasilan tetap. Di sisi lain ia merasa bimbang dan khawatir dengan kondisi Tini.berbagai upaya ia lakukan dari meminjam uang hingga menjual TV, satu-satunya barang berharga yang ia miliki. Namun...

Mengingat Mati Adalah Kebutuhan Jiwa

Kematian adalah sesuatu yang pasti. Ulama kondang, Ustadz Maheer Ath Thuwailibi yang beberapa waktu lalu dikabarkan meninggal, beliau meninggal pada usia yang terbilang muda yakni 28 tahun. Begitu mendadak dan tentunya publik merasa kaget atas kematian beliau. Sebab sebelumnya, pasca beliau di penjara akibat kasus penghinaan habaib, keberadaannya bak ditelan bumi.  Hingga akhirnya berita kematian itu ramai diberitakan.  Kita memang  tahu bahwa kematian akan datang pada siapa saja karena ia adalah sesuatu yang pasti  “ Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. ” (QS. Ali Imran: 185). Namun sedikit dari kita yang sadar bahwa waktu kedatangannya adalah hal misteri. Tak ada satupun manusia yang hidup di bumi ini mengetahui kapan kematian itu datang. Entah saat usia muda atau tua, dalam kondisi sakit atau sehat dan bahkan siap atau tidak siap. Padahal hakikatnya kita sama-sama sedang menunggu antrian. Menunggu giliran. Hanya kita tak tau, antrian ke berapa d...

KolaborAksi Milenial Geluti Green Jobs : Membangun Energi Terbarukan

Adanya Pandemi ini telah mengubah dunia dalam waktu cepat. Kalimat tersebut rasanya cocok untuk menggambarkan kondisi saat ini. Ya, semenjak pandemi ini ada, dunia telah berubah. Sektor ekonomi adalah salah satu sektor yang paling terasa kena dampak pada hampir seluruh negara di dunia. Di sisi lain ada perubahan yang diciptakan dari kondisi hari ini.  Akibat guncangan ekonomi yang kuat akibat pandemi covid-19 membuat negara-negara termasuk G20, melakukan upaya pemulihan ekonomi dengan menyalurkan stimulus pada industri hijau. Pemulihan ini mengarahkan fokus utamanya pada peningkatan kapasitas energi terbarukan dan transportasi rendah emisi.  Upaya ini juga menjadi  rekomendasi Climate Transparency Report 2020 agar penurunan emisi CO2 dapat berkelanjutan.  Dilansir dari www.climate-transparency.org , Climate Transparency Report ( sebelumnya dikenal sebagai “Laporan Brown to Green”) adalah tinjauan tahunan paling komprehensif di dunia atas tindakan iklim n...

Potret Penerapan Zero Waste Cities Di Tingkat Desa

Saat ini kita begitu dimanjakan dengan penggunaan kemasan sekali pakai. Mulai dari rumah, kantor, sekolah hingga bisnis, semua tak bisa lepas darinya. Praktis, murah dan mudah didapat adalah beberapa alasan mengapa kemasan tersebut menjadi pilihan. Sehingga penggunaan kemasan tersebut rasanya sudah biasa kita jumpai.  Keadaan TPA Sarimukti (Dokumentasi YPBB) Disisi lain, penggunaan kemasan tersebut memberikan dampak buruk bagi lingkungan dan ekosistem. Apalagi upaya daur ulang masih sangat minim diterapkan.  Sumber : Buku Bye Bye Sekali Pakai (Infografis : Koleksi Pribadi)   Data di atas menunjukkan bahwa upaya daur ulang sampah di negeri ini hanya menyentuh angka 7%. Apalagi menurut Direktur Sustainable Waste Indonesia (SWI), Dini Trisyanti, ada lebih dari 380 TPA di Indonesia setidaknya 8.200 hektar yang sebagian akan atau sudah penuh. Itu artinya upaya daur ulang harus benar-benar diupayakan sebelum sampah berakhir ke TPA. Terlihat pula bahwa 24% dari tota...

Belajar Menghargai Hidup

Pepatah jawa mengatakan "urip iku sawang sinawang" Ya, kehidupan kita di hadapan orang lain memang bisa dilihat bahkan terlihat oleh orang lain begitupun sebaliknya. Sehingga wajar orang atau diri kita bisa menilai kehidupan kita berjalan meski tak semua tampak.  ujungnya, terkadang atau mungkin seringnya kita membandingkan hidup kita dengan orang lain.  Mengapa nasib baik tak berpihak pada kita?  Mengapa orang lain bisa punya usaha yang maju? Mengapa ia bisa langsung mendapat sesuatu yang ia inginkan? Mengapa dia punya pasangan yang membuat hati terus berbunga-bunga?  Begitulah seterusnya. Pertanyaan "mengapa"  semacam ini tak pernah ada habisnya.  Apa yang kemudian dilakukan? Ada dua kemungkinan jawabannya.  Pertama, Kita akan berandai-andai seolah bisa seperti orang lain. Punya mimpi yang baik memang tak ada salahnya. Namun jika hanya sekedar mengandaikan kehidupan orang lain dengan kehidupan kita tentu hanya akan mengha...

7 Prinsip Berpikir Positif

Tak ada manusia di dunia ini yang luput dari masalah. Namun seringkali, saat masalah hadir dalam kehidupan kita, pikiran negatiflah yang kerap muncul dalam otak kita. Merasa tidak nyaman, kacau, kalut, tidak tenang, khawatir bahkan putus asa.  Coba sejenak pahami, Pernahkah kita berpikir bahwa kesuksesan seseorang tidak selalu diperoleh dengan satu kali usaha? Adakalanya ia harus jatuh berkali-kali hingga ia mendapat kesuksesannya. Lalu bagaimana ia bisa bangkit meski ia sudah terjatuh berulang kali. Bisa jadi ia memulai dan melatih dirinya dengan terapi berpikir positif.  Secara umum berpikir positif adalah aktivitas berpikir yang dilakukan dengan tujuan untuk membangun dan membangkitkan aspek positif dalam diri, baik itu berupa potensi, semangat, tekad maupun keyakinan diri. Mengapa ini penting? Sebab saat seseorang "jatuh" pikirannya akan didominasi oleh pikiran negatif. Namun saat ia merasa bahwa ia harus keluar dari masalah, maka ia sedang mencoba membangun pikiran posit...