Mencari jati diri, integritas, hingga eksistensi, identiknya lekat dengan kaum muda. Namun, tak sedikit pula para pemuda mengisinya dengan kesenangan duniawi.
"Mumpung masih muda" katanya.
Tapi, coba kita resapi pesan dari Nabi Muhammad SAW ini.
“Tidak akan bergeser kaki manusia di hari kiamat dari sisi Rabbnya sehingga ditanya tentang lima hal: tentang umurnya dalam apa ia gunakan, tentang masa mudanya dalam apa ia habiskan, tentang hartanya darimana ia peroleh dan dalam apa ia belanjakan, dan tentang apa yang ia amalkan dari yang ia ketahui (ilmu).” (HR. At-Tirmidzi, Lihat Ash-Shahihah no. 946)
Usia manusia adalah hal misteri. Tak ada yang tahu kapan antrian kematian itu sampai pada kita. Namun banyak dari kita seolah tak menyadari bahwa tak semua orang mati di usia senja.
Pesan Rasulullah diatas harusnya membuat kita sadar bahwa salah satu hal yang akan ditanya di yaumil akhir kelak adalah soal umur. Namun ada yang unik dari hadits di atas. Apa itu? ialah tentang masa muda untuk apa kita habiskan.
Tentu kita akan bertanya, bukankah masa muda adalah bagian dari usia? Mengapa rasulullah memisahkan antara usia dengan masa muda?
Mari sejenak renungi ayat ini :
Para ahli tafsir menyebutkan bahwa ayat tersebut berbicara tentang tiga fase kehidupan manusia yakni fase anak-anak, fase dewasa (masa muda) dan fase usia lanjut (masa tua). Ini berarti masa muda adalah fase kuat diantara dua kelemahan. Sehingga masa muda adalah masa dimana kita punya tanggungjawab besar terhadap masa depan peradaban. Sebab pemuda punya kekuatan yang tak dimiliki baik oleh anak-anak ataupun orang tua.
So, buat kamu yang mengaku bagian dari pemuda, yuk sadari umurmu bukan sekedar untuk mencari kesenangan duniawi atau sebatas eksistensi. Di pundakmu ada tanggungjawab besar yang tak bisa dibebankan kecuali kepada kalian para pemuda.
Coba deh tengok bagaimana perjalanan sejarah peradaban ini dibangun. Tak ada satupun peradaban yang baru muncul kecuali di dalamnya ada kalian para pemuda.
Turki Utsmani ditaklukkan oleh Muhamad Al Fatih atas Romawi saat usianya masih 23 tahun. Abdullah bin Zaid putra sahabat mulia Zaid bin Haritsah, ditunjuk menjadi panglima perang saat usianya masih 18 tahun. Mushab bin Umair ditunjuk oleh Rasulullah menjadi duta Islam pertama saat usianya brlum genap 30 tahun dan masih banyak lagi gambaran para pemuda yang mengisi ruang-ruang peradaban.
Maka sibukkan diri kita untuk hal-hal positif dan produktif agar potensi yang kita milikki kelak dijadikan berkontribusi untuk umat. Jangan sampai kita menyesal. Entah menyesal karena tak sempat melakukan hal positif saat muda atau menyesal karena mengisi masa muda dengan hal negatif.
So, sebelum menyesal, saatnya sadar umur wahai para pemuda. Tanggungjawab dan amanah besar menantimu untuk mengisi ruang-ruang peradaban.
Ingatlah sebuah pesan dari Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah yang pernah berkata
“Jika dirimu tidak disibukkan dengan hal-hal yang baik, pasti akan disibukkan dengan hal-hal yang batil”
Komentar
saya pribadi kalo inget masa lalu suka kadang nyesel. Tapi da waktu ngga bisa puter balik.
Posting Komentar