Langsung ke konten utama

Hei Pemuda, Sadar Umur Yuk!

Mencari jati diri, integritas, hingga eksistensi, identiknya lekat dengan kaum muda. Namun, tak sedikit pula para pemuda mengisinya dengan kesenangan duniawi. 

"Mumpung masih muda" katanya. 

Tapi, coba kita resapi pesan dari Nabi Muhammad SAW ini. 

“Tidak akan bergeser kaki manusia di hari kiamat dari sisi Rabbnya sehingga ditanya tentang lima hal: tentang umurnya dalam apa ia gunakan, tentang masa mudanya dalam apa ia habiskan, tentang hartanya darimana ia peroleh dan dalam apa ia belanjakan, dan tentang apa yang ia amalkan dari yang ia ketahui (ilmu).” (HR. At-Tirmidzi, Lihat Ash-Shahihah no. 946)

Usia manusia adalah hal misteri. Tak ada yang tahu kapan antrian kematian itu sampai pada kita. Namun banyak dari kita seolah tak menyadari bahwa tak semua orang mati di usia senja. 

Pesan Rasulullah diatas harusnya membuat kita sadar bahwa salah satu hal yang akan ditanya di yaumil akhir kelak adalah soal umur. Namun ada yang unik dari hadits di atas. Apa itu? ialah tentang masa muda untuk apa kita habiskan. 

Tentu kita akan bertanya, bukankah masa muda adalah bagian dari usia? Mengapa rasulullah memisahkan antara usia dengan masa muda? 

Mari sejenak renungi ayat ini :

"Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa." (TQS : Ar Rum : 54)

Para ahli tafsir menyebutkan bahwa ayat tersebut berbicara tentang tiga fase kehidupan manusia yakni fase anak-anak, fase dewasa (masa muda) dan fase usia lanjut (masa tua). Ini berarti masa muda adalah fase kuat diantara dua kelemahan. Sehingga masa muda adalah masa dimana kita punya tanggungjawab besar terhadap masa depan peradaban. Sebab pemuda punya kekuatan yang tak dimiliki baik oleh anak-anak ataupun orang tua.

So, buat kamu yang mengaku bagian dari pemuda, yuk sadari umurmu bukan sekedar untuk mencari kesenangan duniawi atau sebatas eksistensi. Di pundakmu ada tanggungjawab besar yang tak bisa dibebankan kecuali kepada kalian para pemuda. 

Coba deh tengok bagaimana perjalanan sejarah peradaban ini dibangun. Tak ada satupun peradaban yang baru muncul kecuali di dalamnya ada kalian para pemuda. 

Turki Utsmani ditaklukkan oleh Muhamad Al Fatih atas Romawi saat usianya masih 23 tahun. Abdullah bin Zaid putra sahabat mulia Zaid bin Haritsah, ditunjuk menjadi panglima perang saat usianya masih 18 tahun. Mushab bin Umair ditunjuk oleh Rasulullah menjadi duta Islam pertama saat usianya brlum genap 30 tahun dan masih banyak lagi gambaran para pemuda yang mengisi ruang-ruang peradaban. 

Maka sibukkan diri kita untuk hal-hal positif dan produktif agar potensi yang kita milikki kelak dijadikan berkontribusi untuk umat. Jangan sampai kita menyesal. Entah menyesal karena tak sempat melakukan hal positif saat muda atau menyesal karena mengisi masa muda dengan hal negatif. 

So, sebelum menyesal, saatnya sadar umur wahai para pemuda. Tanggungjawab dan amanah besar menantimu untuk mengisi ruang-ruang peradaban.

Ingatlah sebuah pesan dari Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah yang pernah berkata

“Jika dirimu tidak disibukkan dengan hal-hal yang baik, pasti akan disibukkan dengan hal-hal yang batil”




Komentar

Fazirotul Firdaus mengatakan…
Tersentil. Diusia awal 20an kok aku jadi makin males, tapi akhirnya berhasil aku lawan dan jadi lebih produktif. Meskipun belum jadi apa-apa, tapi aku berusaha untuk menghabiskan masa mudaku dengan melakukan banyak hal positif daripada cuma nongkrong hahahihi dan foya-foya. Terima kasih remindernya kak
Dwi P Sugiarti mengatakan…
Iya, mba..sama-sama :)

saya pribadi kalo inget masa lalu suka kadang nyesel. Tapi da waktu ngga bisa puter balik.

Postingan populer dari blog ini

3 Hal yang Bisa Diambil dalam Film "Miskin Susah Kaya Susah"

Beberapa hari yang lalu saya menonton sebuah film tahun 2013 yang berjudul "Miskin Susah, Kaya Susah". Film ini diangkat dari sebuah cerpen berjudul "Pispot" karya Hamsad Rangkuti. Film ini sempat tayang di salah satu stasiun TV swasta di negeri ini.  Berkisah tentang sepasang suami istri miskin yang hidupnya begitu nelangsa di sebuah kampung kumuh di pinggiran kota. Mas Karyo (Epy Kusnandar) hanyalah seorang tukang tambal ban. Namun kenyataan pahit harus ia terima saat anaknya Tini menderita sakit tumor otak. Saroh, Sang istri meminta suaminya untuk membawa anaknya ke rumah sakit agar bisa ditolong dan ditangani pihak medis.  Mas Karyo menunggu orang yang mampir ke lapak tambal bannya Namun nasib ! ia hanya seorang tukang tambal ban yang tak punya penghasilan tetap. Di sisi lain ia merasa bimbang dan khawatir dengan kondisi Tini.berbagai upaya ia lakukan dari meminjam uang hingga menjual TV, satu-satunya barang berharga yang ia miliki. Namun...

Aktif kembali!

  sudah lebih dari setahun lewat beberapamhari akhirnya saya kembali membuka blog ini. tulisan pertama tahun ini, kira-kira tentang apa ya?  akhirnya diputuskan bahwa tulisan tahun ini akan dimulai tentang serba-serbi ilmu tentang rumah tangga. kenapa? karena kajian atau ilmu rumah tangga masih sangat sedikit. padahal ilmu rumah tangga ini sangatlah penting. tidak kalah pentingnya dengan ilmu parenting. So, tunggu postingan selanjutnya ya.  Jangan lupa follow blogku ya 😘 sekian

Membangun Asa Pemerataan Pendidikan di Wilayah Timur Indonesia bersama PFP

Sumber : pixabay.com Sudah tahun 2024, namun pemerataan pendidikan masih jadi PR di negeri ini . Negeri yang punya potensi besar, namun masyarakatnya masih jauh dari mimpi SDM yang berkualitas. Namun kita tak patut hanya mengkritik tanpa ada aksi nyata.  Ada cerita yang sering aku  dengar dari Ayahku, saat aku kecil. Dulu, ayahku  bercerita bahwa  ia sangat ingin sekali mengenyam pendidikan hingga Perguruan tinggi. Saat itu, ayahku adalah seorang siswa SMK. Namun saat beliau masih kelas dua,  keinginannya untuk bisa masuk perguruan tinggi harus kandas karena perubahan kebijakan di negeri ini. Beliau pun akhirnya bertekad agar semua anaknya bisa merasakan belajar hingga ke perguruan tinggi dan mimpi itu terwujud. Semua anak-anaknya bisa mengenyam pendidikan hingga perguruan tinggi.  Jika ayahku punya mimpi agar semua anak-anaknya bisa merasakan bangku kuliah, maka begitupun yang dilakukan oleh Bhrisco Jordy Dudi Padatu. Pemuda kelahiran Jayapura yang punya s...