Langsung ke konten utama

Belajar Dari Kisah Suhail Bin Amr Dan Dakwah Islam Di Mekah



Hari ini kita melihat islam begitu sangat dipojokkan.  Beberapa ajaran islam dianggap sebagai bagian ajaran teroris.  Istilah radikal begitu kental ditelinga kita hari ini yang kemudian disematkan dalam jiwa kaum muslimin.  Islam difitnah sebagai ajaran yang terlarang ketika berbicara penerapan islam kaffah dan khilafah.

Sungguh miris melihat kondisi hari ini padahal para pengemban dakwah islam hanya menginginkan kembalinya kehidupan islam yang diberkahi oleh Allah SWT.  Entah sampai kapan fitnah ini akan bergulir.  Namun kaum muslimin harus tetap merasa yakin bahwa ini bagian dari ujian Allah SWT dan merupakan tanda bahwa kemenangan akan tiba.  Yakinlah bahwa orang-orang yang menfitnah akan berhenti memusuhi islam dan kita tentu berharap fajar kemenangan akan segera tiba.

Sejenak marilah kita belajar tentang kondisi dakwah di Mekah.  Berbagai ancaman,  cacian hingga fitnah terus dilontarkan ditengah-tengah kafir quraisy kepada umat islam.  Para pembesar kafir quraisy tak henti-hentinya melakukan berbagai cara untuk meredam dakwah islam. Lewat lisannya mereka mengatakan bahwa islam membuat kalian terpisah dari keluarga,  memutus apa yang telah kalian percaya dari agama nenek moyang.  Inilah yang dilakukan oleh seorang orator handal kepercayaan kaum quraisy, Suhail bin Amr.

Salah satu tokoh Quraisy dari klan bani Abd Syams dikenal sebagai orator Quraisy karena kepiawaiannya mrmpengarihi masyarakat mekah melalui lisannya.  Ia tak pernah berhenti berorasi di depan masyarakat mekah dan para jamaah yang datang pada musim haji.

Ketika islam berjaya di madinah, tahun ke-2 H umat islam berperang di Badar melawan 1000 pasukan Quraisy,  Suhail bin Amr menjadi bagian tawanan umat muslim.  Ketika Umar mengetahuinya kemudian ia mendekati Rasulullah SAW untuk membujuk beliau,
"Wahai Rasulullah, biarkan saya cabut dua buah gigi depan Suhail bin Amr ini, biar ia tidak bisa berpidato menjelek-jelekkan anda lagi!”

Rasulullah SAW menjawab, “Jangan, wahai Umar! Aku tidak mau merusak tubuh seseorang, karena nanti Allah akan merusak tubuhku walaupun aku seorang Nabi!”

Kemudian Rasulullah menarik Umar ke dekatnya, lalu bersabda, “Hai Umar, mudah-mudahan esok, pendirian Suhail akan berubah seperti yang kamu sukai!”

Namun pasca dibebaskannya Suhail bin Amr atas jaminan dari anakanya, Abdullah rupanya belum mampu membuka hidayah islam padanya.  Hingga ketika masa fathumekkah ia mendapat jaminan keamanan dari Rasulullah melalui anaknya akhirnya ia memutuskan untuk masuk kedalam islam karena  ia terpesona dengan kebesaran Nabi Muhammad SAW

Keislamannya bukan karena ketakutannya terhadap jumlah kaum muslimin yang banyak.  Hal ini ia buktikan ketika di masa kekhalifahan abu Bakar Ash Shiddiq.  Ia kembali memerankan sebagai orator ulung ketika banyak fenomena kemurtadan pasca Rasulullah wafat. Inilah kata-kata yang ia lontarkan kepada kaum muslimin pada saat itu
“Wahai penduduk Makkah. Janganlah kalian menjadi manusia yang paling akhir masuk ke dalam Islam, dan menjadi orang pertama yang murtad.

"Muhammad hanyalah manusia biasa yang telah diutus untuk menyampaikan amanah, menasihati umat."

"Islam telah menjadi agama yang Kaffah, yang menjadi pedoman dalam perbuatan seperti apa yang telah Rasulullah SAW lakukan."

"Demi Allah, agama ini akan menyebar luas dari ujung timur hingga ke barat.Maka janganlah kalian terpengaruh oleh orang-orang munafik.”
 Sungguh ia telah berpaling dari kehidupannya di masa jahiliyyah. Keimannya terhadap Allah dan Radulnya menjadi bukti bahwa ia kini menjadi pembela islam.  Kita berdoa semoga fitnah ini segera berakhir dan orang-orang yang hari ini menfitnah islam suatu saat akan menjadi pembela islam.  Wallahu'alam bish shawwab.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

3 Hal yang Bisa Diambil dalam Film "Miskin Susah Kaya Susah"

Beberapa hari yang lalu saya menonton sebuah film tahun 2013 yang berjudul "Miskin Susah, Kaya Susah". Film ini diangkat dari sebuah cerpen berjudul "Pispot" karya Hamsad Rangkuti. Film ini sempat tayang di salah satu stasiun TV swasta di negeri ini.  Berkisah tentang sepasang suami istri miskin yang hidupnya begitu nelangsa di sebuah kampung kumuh di pinggiran kota. Mas Karyo (Epy Kusnandar) hanyalah seorang tukang tambal ban. Namun kenyataan pahit harus ia terima saat anaknya Tini menderita sakit tumor otak. Saroh, Sang istri meminta suaminya untuk membawa anaknya ke rumah sakit agar bisa ditolong dan ditangani pihak medis.  Mas Karyo menunggu orang yang mampir ke lapak tambal bannya Namun nasib ! ia hanya seorang tukang tambal ban yang tak punya penghasilan tetap. Di sisi lain ia merasa bimbang dan khawatir dengan kondisi Tini.berbagai upaya ia lakukan dari meminjam uang hingga menjual TV, satu-satunya barang berharga yang ia miliki. Namun...

Aktif kembali!

  sudah lebih dari setahun lewat beberapamhari akhirnya saya kembali membuka blog ini. tulisan pertama tahun ini, kira-kira tentang apa ya?  akhirnya diputuskan bahwa tulisan tahun ini akan dimulai tentang serba-serbi ilmu tentang rumah tangga. kenapa? karena kajian atau ilmu rumah tangga masih sangat sedikit. padahal ilmu rumah tangga ini sangatlah penting. tidak kalah pentingnya dengan ilmu parenting. So, tunggu postingan selanjutnya ya.  Jangan lupa follow blogku ya 😘 sekian

Membangun Asa Pemerataan Pendidikan di Wilayah Timur Indonesia bersama PFP

Sumber : pixabay.com Sudah tahun 2024, namun pemerataan pendidikan masih jadi PR di negeri ini . Negeri yang punya potensi besar, namun masyarakatnya masih jauh dari mimpi SDM yang berkualitas. Namun kita tak patut hanya mengkritik tanpa ada aksi nyata.  Ada cerita yang sering aku  dengar dari Ayahku, saat aku kecil. Dulu, ayahku  bercerita bahwa  ia sangat ingin sekali mengenyam pendidikan hingga Perguruan tinggi. Saat itu, ayahku adalah seorang siswa SMK. Namun saat beliau masih kelas dua,  keinginannya untuk bisa masuk perguruan tinggi harus kandas karena perubahan kebijakan di negeri ini. Beliau pun akhirnya bertekad agar semua anaknya bisa merasakan belajar hingga ke perguruan tinggi dan mimpi itu terwujud. Semua anak-anaknya bisa mengenyam pendidikan hingga perguruan tinggi.  Jika ayahku punya mimpi agar semua anak-anaknya bisa merasakan bangku kuliah, maka begitupun yang dilakukan oleh Bhrisco Jordy Dudi Padatu. Pemuda kelahiran Jayapura yang punya s...