Minggu, 13 Mei 2018

Belajar Dari Kisah Suhail Bin Amr Dan Dakwah Islam Di Mekah



Hari ini kita melihat islam begitu sangat dipojokkan.  Beberapa ajaran islam dianggap sebagai bagian ajaran teroris.  Istilah radikal begitu kental ditelinga kita hari ini yang kemudian disematkan dalam jiwa kaum muslimin.  Islam difitnah sebagai ajaran yang terlarang ketika berbicara penerapan islam kaffah dan khilafah.

Sungguh miris melihat kondisi hari ini padahal para pengemban dakwah islam hanya menginginkan kembalinya kehidupan islam yang diberkahi oleh Allah SWT.  Entah sampai kapan fitnah ini akan bergulir.  Namun kaum muslimin harus tetap merasa yakin bahwa ini bagian dari ujian Allah SWT dan merupakan tanda bahwa kemenangan akan tiba.  Yakinlah bahwa orang-orang yang menfitnah akan berhenti memusuhi islam dan kita tentu berharap fajar kemenangan akan segera tiba.

Sejenak marilah kita belajar tentang kondisi dakwah di Mekah.  Berbagai ancaman,  cacian hingga fitnah terus dilontarkan ditengah-tengah kafir quraisy kepada umat islam.  Para pembesar kafir quraisy tak henti-hentinya melakukan berbagai cara untuk meredam dakwah islam. Lewat lisannya mereka mengatakan bahwa islam membuat kalian terpisah dari keluarga,  memutus apa yang telah kalian percaya dari agama nenek moyang.  Inilah yang dilakukan oleh seorang orator handal kepercayaan kaum quraisy, Suhail bin Amr.

Salah satu tokoh Quraisy dari klan bani Abd Syams dikenal sebagai orator Quraisy karena kepiawaiannya mrmpengarihi masyarakat mekah melalui lisannya.  Ia tak pernah berhenti berorasi di depan masyarakat mekah dan para jamaah yang datang pada musim haji.

Ketika islam berjaya di madinah, tahun ke-2 H umat islam berperang di Badar melawan 1000 pasukan Quraisy,  Suhail bin Amr menjadi bagian tawanan umat muslim.  Ketika Umar mengetahuinya kemudian ia mendekati Rasulullah SAW untuk membujuk beliau,
"Wahai Rasulullah, biarkan saya cabut dua buah gigi depan Suhail bin Amr ini, biar ia tidak bisa berpidato menjelek-jelekkan anda lagi!”

Rasulullah SAW menjawab, “Jangan, wahai Umar! Aku tidak mau merusak tubuh seseorang, karena nanti Allah akan merusak tubuhku walaupun aku seorang Nabi!”

Kemudian Rasulullah menarik Umar ke dekatnya, lalu bersabda, “Hai Umar, mudah-mudahan esok, pendirian Suhail akan berubah seperti yang kamu sukai!”

Namun pasca dibebaskannya Suhail bin Amr atas jaminan dari anakanya, Abdullah rupanya belum mampu membuka hidayah islam padanya.  Hingga ketika masa fathumekkah ia mendapat jaminan keamanan dari Rasulullah melalui anaknya akhirnya ia memutuskan untuk masuk kedalam islam karena  ia terpesona dengan kebesaran Nabi Muhammad SAW

Keislamannya bukan karena ketakutannya terhadap jumlah kaum muslimin yang banyak.  Hal ini ia buktikan ketika di masa kekhalifahan abu Bakar Ash Shiddiq.  Ia kembali memerankan sebagai orator ulung ketika banyak fenomena kemurtadan pasca Rasulullah wafat. Inilah kata-kata yang ia lontarkan kepada kaum muslimin pada saat itu
“Wahai penduduk Makkah. Janganlah kalian menjadi manusia yang paling akhir masuk ke dalam Islam, dan menjadi orang pertama yang murtad.

"Muhammad hanyalah manusia biasa yang telah diutus untuk menyampaikan amanah, menasihati umat."

"Islam telah menjadi agama yang Kaffah, yang menjadi pedoman dalam perbuatan seperti apa yang telah Rasulullah SAW lakukan."

"Demi Allah, agama ini akan menyebar luas dari ujung timur hingga ke barat.Maka janganlah kalian terpengaruh oleh orang-orang munafik.”
 Sungguh ia telah berpaling dari kehidupannya di masa jahiliyyah. Keimannya terhadap Allah dan Radulnya menjadi bukti bahwa ia kini menjadi pembela islam.  Kita berdoa semoga fitnah ini segera berakhir dan orang-orang yang hari ini menfitnah islam suatu saat akan menjadi pembela islam.  Wallahu'alam bish shawwab.

Minggu, 06 Mei 2018

Kemudahan Setelah Kesulitan



Pagi itu aku berencana untuk menemani suami mengajar di kota Tasikmalaya.  Pikirku, lumayan bisa sambil jalan-jalan daripada bosan di rumah. Perjalanan normal biasanya menghabiskan waktu sekitar dua jam perjalanan. Namun kami berinisiatif berangkat lebih pagi karena ingin mencoba track baru walaupun memang lebih jauh dengan selisih waktu tempuh 40 menit lebih lama.  Sebelum melewati jalan tersebut kami cek terlebih dahulu apakah jalan yang kami lewati lancar atau tidak.  Dan yang terpenting jalanan yang kami lewati bukan jalan sempit dan berbatu.  Setelah mengecek bahwa jalan yang akan kami lewati aman dan lancar serta bukan jalanan sempit dan berbatu kamipun mantap memilih jalur yang sudah kami pilih. 

Kami berangkat pukul 08.30 menyusuri daerah karangpawitan yang sering macet.  Dengan jalanan penuh asap kendaraan yang hitam kami melewati kemacetan hampir 10 menit lamanya. Selepas dari sana, alhamdulillah jalanan lengang dan lancar.  Sekitar sepermpat perjalanan setelah melewati wanaraja rupanya jalanan yang kami lewati adalah jalanan pedesaan yang menanjak dan sempit.  Walaupun masih lancar saya mulai merasa bahwa jalanan yang kami lewati mengarah ke gunung.  Benar saja,  kami kaget ketika kami terus melewati jalan yang terus menanjak dan makin sempit serta berbatu. Kamipun terhenti saat kami melihat jalanan tertutup oleh beberapa orang yang sedang mengeruk pasir. 

"Jalannya bener wi? Kita ngga nyasar kan?" tanya suamiku

"Bener kok mas,  itu ada akang2 yg mengeruk pasir kasih tanda kalau kita bisa lewat." jawabku sambil menunjuk salah satu dari mereka

Rupanya kami malah melewati jalan yang sedang dibuat.  Penuh batu besar dan tajam. Suamiku berpikir untuk putar balik namun tak jadi sebab tidak akan keburu kalau harus balik lagi ke arah jalur yang biasa dilewati.

"Jalannya memang berbatu gini a? Kira-kira berapa lama ya ke jalan utama?" tanya suamiku pada salah satu pemuda pengeruk pasir.

Iya a.  Ngga lama kok,  cuma memang nanjak ke gunung" 

"Mau kemana a?" Tanya salah seorang pemuda. 

"Ke Tasik a." jawab suamiku singkat

Setelah berpamitan kamipun meneruskan perjalanan yang penuh batu dan tanah.  Tak ada jalan beraspal seperti yang kami lihat pada google maps.
Lebih jauh lagi rupanya kami melewati jalur yang biasa dilewati motor gunung dengan track jalan tanah yang sempit disisi jurang-mungkin lebar jalannya hanya sekitar 50 cm-. Untungnya saat itu tak hujan.  Sebab jika hujan turun bisa-bisa kami masuk jurang.  Sesekali aku turun ketika jalan terasa licin dan menanjak.  Maklum,  motor suamiku adalah motor keluaran jadul yang kalau melewati jalan yang sangat curam agak berat untuk dinaiki 2 orang. 

Suamiku terus mengajakku untuk berdoa sembari menyusuri jalan.  Rasanya kakiku sudah mau patah ketika harus mrnanjak beberapa meter. Sekitar 5km mungkin kami melewati jalan tersebut tak berselang setelah itu akhirnya kami mrmasuki jalanan proyek pertamina di wilayah karaha Bodas.  Melewati jalanan yang lengang dan beraspal dengan pemandangan hutan pinus di sisi kanan dan kiri  kami merasa lega.  Kami merasa menemukan kesejukkan dan krdamaian setelah kelelahan melewati jalan tanah yang sempit dan menanjak. Kamipun sempat berhenti untuk melepas kelelahan di depan gerbang PT Mahakam yang dikelola pertamina.  Dan akhirnya kami sampai di kota Tasikmalaya tepat jam 11.30

**********************************************************************************************

Cerita diatas mungkin bisa menjadi salah satu gambaran bagi kita bahwa kehidupan ini tak hanya soal kehidupan yang terencana dan menyenangkan.  Terkadang dalam setiap perjalanan hidup, kita akan melewati jalanan mulus tanpa "kemacetan" tapi dalam perjalanan itupun kita harus melewati bahaya dan rintangan di depan mata.  Asal kita mau bersabar dan tetap bersyukur maka kita akan merasakan akhir yang indah buah dari kesabaran kita.  Setelah melewati jalan berbatu rupanya Allah beri kita keindahan  "jalanan" setelahnya hingga mendekati akhir tujuan kita.  

Benarlah firman Allah "sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar"7(Al-Anfaal :46)

Maka apapun yang kita jalani hari ini,  maka jalanilah dengan penuh kesabaran dan nikmatilah setiap prosesnya.  Sebab dari situ kita akan memahami bahwa setelah kesulita ada kemudahan.

"Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan." (Al Inshiroh: 5-6)

Wallahu'alam bish shawab

Label:

Sabtu, 05 Mei 2018

Tujuan


Suatu hari, ketika saya melihat beberapa teman di sosial media yang aktif menulis,  saya merasa tertarik untuk ikut melakukan hal yang sama.  Akhirnya dari situ saya mencari beberapa grup kepenulisan dan bergabung agar bisa ikut aktif menulis.  Ketertarikan saya saat itu sebenarnya karena pengalaman menulis ketika duduk di bangku perguruan tinggi. Ditambah lagi saya merasa bahwa beberapa teman yang saya kenal ikut tergabung dalam grup kepenulisan.  Saat itu saya merasa punya semangat yang sama dengan mereka walaupun kemampuan menulis saya mansih sangat minim.  

Sebulan dua bulan berselang  saya merasa bosan melakukan aktivitas menulis.  Entah kenapa pada saat itu saya juga bingung mau menulis apa. Selain karena selama ini saya merasa aktivitas menulis saya hanya sekedar ikut-ikutan saja sehingga mood menulispun jadi hilang timbul.  Ketika saya merasa tak punya ide dan bingung mau menulis apa akhirnya saya membiarkan diri saya asyik dengan hanya bolak balik membuka akun sosmed dan berhenti dari aktivitas tersebut. 
Beberapa hari kemudian akhirnya saya memutuskan untuk memulai aktivitas baru yaitu merajut. Ternyata kejadian sebelumnya terulang. Hanya berselang sebulan kemudian saya tinggalkan aktivitas merajut karena saya merasa bosan.  Berganti waktu saya mencoba lagi aktivitas baru yaitu membuat hand lettering (melukis kata).  Kegiatan melukis ini sebenarnya bagian dari hobi yang dulu pernah saya geluti ketika duduk di bangku sekolah dasar.  Namun kemudian saya tinggalkan juga aktivitas tersebut karena satu alasan yang sama,  BOSAN. 

Saya merenung dan memikirkan kenapa saya mudah sekali merasa bosan dengan sebuah aktivitas. Saya juga bingung sebenarnya apa yang ingin saya geluti?  
Dari situ akhirnya saya mulai mengerti bahwa selama ini apa yang saya lakukan tak memiliki tujuan  atau visi yang jelas.  Sebab tanpa tujuan seseorang akan merasa cepat bosan.  Tanpa tujuan juga berefek pada tidak adanya dorongan yang kuat untuk melakukan sesuatu. 

Tentu begitu juga dengan hidup. Kebingungan dan kebosanan yang melanda hidup kita terkadang dan bahkan lebih sering membuat kita tidak tahu mau berbuat apa.  Tak sedikit kebingungan membuat kita menjadi malas melakukan suatu hal. Ketika kita merasa bingung dengan tujuan hidup kita, kita akan merasa seolah hidup ini untuk apa?. Maka penting bagi kita untuk memetakan hidup kita.  Kekuatan visi dan keyakinan akan membuat kita semakin berenergi dalam melakukan sesuatu. Dengan begitu apapun yang kita lakukan semata-mata akan kita membuat kita optimal dalam menjalani peran yang yang kita ambil.  

Syaikh Taqqiyidin An Nabhani juga menyebutkan dalam kitab Nizhomul islam dalam bab Thoriqul Iman bahwa kebangkitan manusia berawal dari kebangkitan berpikirnya.  Melalui aktivitas berpikir kita akan memperoleh pemahaman dan pemahaman akan mempengaruhi persepsi kita terhadap sebuah aktivitas.  Oleh karena itu, seseorang yang memulai suatu aktivitas lewat jalan berpikir tentu akan punya dorongan yang lebih kuat dalam melakukan sesuatu sebab dorongannya muncul dari pemahamannya yang berasal dari aktivitas berpikir.

Keyakinannya membuat ia terus bergerak sekalipun   tak ada lagi orang-orang yang mendukungnya.  Iapun takkan lagi merasa bosan dengan aktivitas yang ia jalani sekalipun dihadang oleh berbagai tantangan dan kesulitan.  Selama tidak menyalahi aturan ia akan berfokus pada tujuan yang ingin dia raih.  Keyakinan bahwa aktivitas itu benar membuatnya punya dorongan lebih sekalipun kelelahan pasti akan menghampiri.  

So saatnya memetakan tujuan hidupmu dan ambil peranmu sekarang.  Jadilah seorang yang expert ahgar bermanfaat bagi umat.  Sebab hidup ini hanya sola kebermanfaatan seperti apa yang pernah disampaikan oleh Rasulullah saw "sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat diantara yang lain"