Rabu, 09 Oktober 2019

Fokus

Dunia memang tidak selalu berpihak pada kita
Namun ingatlah bahwa roda kehidupan terus berputar

Jika hari ini kita ada di bawah
Maka akan ada masa kita berada di atas

Saat hari ini umat islam diinjak-injak dan dicurigai
Akan ada masa umat islam kembali berjaya saat islam kembali ditinggikan

Tak perlu lama-lama berkeluh kesah
Sebab fokus kita adalah kembalinya islam sebagai dinn yang akan mengatur segala aspek kehidupan

Majalengka,
09 oktober 2019


Label:

Rabu, 02 Oktober 2019

Serba serbi Tentang Resensi

"Persaingan untuk menulis resensi buku dan memperebutkan peluang untuk bisa dimuat di koran tidaklah sesulit yang dibayangkan jika dibandingkan dengan memperebutkan ruang opini, esai, cerpen atau puisi." 
(N. Mursidi)

Memiliki pengalaman lebih dari  lima belas tahun dalam dunia menulis khususnya resensi buku, N. Mursidi memang layak disebut ahli dalam resensi buku. Tak ayal ia pernah dijuluki "raja resensi" oleh salah satu wartawan koran Jurnal Nasional. 

Buku "Tip Sukses Meresensi Buku Di Koran. Jurus Jitu Mendulang Uang" ini berangkat dari pengalaman saat penulis merintis menjadi peresensi buku. Tak hanya itu, selain mengupas secara detail hingga ke tataran teknis meresensi, penulis juga menjelaskan berbagai keuntungan menjadi peresensi. Di akhir bab penulis juga memberi gambaran teknis menulis genre lain seperti opini dan cerpen. 

Bahkan agar pembaca memiliki gambaran yang jelas, buku ini juga dilengkapi dengan contoh-contoh resensi penulis yang telah dimuat di media massa. Duh lengkap banget ya..
Nah, buat yang penasaran tentang tip-tipnya, buku ini bisa jadi rujukan terutama buat peresensi pemula. Happy reading. 



AYAH, PENYEBAB UTAMA BAIK BURUKNYA GENERASI


Berangkat dari keprihatinan kondisi generasi hari ini tentu kita bertanya sebenarnya kepada siapa kita meminta pertanggungjawaban.  Hati ini begitu terenyuh ketika melihat potret generasi yang kian rusak.  Pacaran dan tawuran seolah jadi budaya.  Yang terbaru muncul generasi "tiktok" yang miskin akan prestasi.

Dalam lingkup luas tentu negara mempunyai peran penting terhadap pendidikan generasi. Namun pada lingkup yang lebih kecil tentulah keluarga adalah tempat pertama dalam pendidikan generasi. Sebab keluarga adalah tempat para generasi tinggal dan pertama kali memperoleh pendidikan.  Tanggungjawab ini tentu merupakan tanggung jawab antara ibu dan ayah.  Namun keberadaan ayah rupanya adalah yang paling dominan dalam mendidik generasi.  Oleh karenanya ayah atau bapak adalah salah satu penyebab utama baik atau tidaknya generasi yang dihasilkan. Hal ini bukanlah sebuah tuduhan yang tak berdasar.  Sebab para ulama pernah menyampaikan hal ini. Salah satunya seperti apa yang pernah disampaikan oleh Imam Ibnul Qayyim

يقول ابن القيم الجوزية في كتابه "تحفة المودود في أحكام المولود": وكم ممن أشقى ولده وفلذة كبده في الدنيا والآخرة بإهماله وترك تأديبه، وإعانته على شهواته، ويزعم أنه يكرمه وقد أهانه، وأنه يرحمه وقد ظلمه، ففاته انتفاعه بولده، وفوَت عليه حظه في الدنيا والآخرة، وإذا اعتبرت الفساد في الأولاد رأيت عامته من قبل الآباء.

Berkata ibnul Qoyyim Al Jauziy, “Betapa banyak orang yang menyengsarakan anaknya, buah hatinya di dunia dan akhirat karena ia Mengabaikannya,  meninggalkan ta'dib (pendidikan adab) dan memfasilitasi syahwat (keinginannya), sementara dia mengira telah memuliakannya padahal dia telah merendahkannya. Dia juga mengira telah menyayanginya padahal dia telah mendzaliminya. Maka hilanglah bagiannya pada anak itu di dunia dan akhirat. Jika Anda amati kerusakan pada anak-anak, penyebab utamanya adalah ayah”.(Tuhfatul Maudud)

Pada kalimat terakhir tertulis,  Ibnu Qoyyim "menuduh" bahwa rusak atau tidaknya generasi karena para ayah.  Beberapa poin yang menjadi penyebabnya ada 3 poin diantaranya, mengabaikannya,  meninggalkan ta'dib dan memfasilitasi syahwatnya. Tiga hal inilah yang membuat anak sengsara.  Faktor penyebabnya adalah karena faktor salah paham. Para orang tua menduga telah memuliakan padahal mereka telah merendahkannya dan menduga telah menyayanginya padahal telah mendzaliminya. Dan hal ini dikarenakan para ayah yang kurang ilmu.  Kita ambil contoh misalnya ketika kita memberi sesuatu kepada anak-anak kita sebagai bentuk kasih sayang.  Saat kita membelikan play station, kita mengira bahwa hal tersebut adalah wujud kasih sayang. Tapi saat anak sudah kecanduan,  kita yang repot bagaimana caranya menjauhkannya.  Atau ketika kita memberikannya gadget,  hal ini bukan tidak boleh  namun seolah hari ini ketika anak mau bermain maka tinggal fasilitasi saja dengan gadget.  Hari ini anak bermain sepak bola cukup di depan layar tak perlu pergi ke lapangan kemudian bermain bersama temannya.

Kurangnya ilmu para ayah  ini adalah salah satu bentuk pengabaian terhadap pendidikan generasi. Sebab dalam alqur'an dialog antara orang tua dan anak lebih banyak membahas dialog antara ayah dengan anak. Itu artinya tugas menasehati, berbincang dengan anak adalah tugas para ayah.

Bersambung..


(tulisan ini sebagian dikutip dari ceramah Ustadz Budi Ashari berjudul "Ayah Ternyata Engkau Penyebab Utama")


Sumber foto : www.bimbinganislam.com

Selasa, 01 Oktober 2019

Tips Buat Kamu Yang Kangen Rumah

Ada yang tetiba kangen dengan rumah?

Pastinya buat kamu yang saat ini merantau baik itu karena sekolah, kuliah, kerja hingga pindah tempat tinggal pastinya kangen dengan rumah. Gimana enggak, sebelum kita memutuskan untuk pindah tempat tinggal baik sementara atau tidak, rumah adalah tempat pertama kita menyimpan kenangan.

Suasana hangat berkumpul dengan keluarga menjadi momen yang sering kita rindukan saat sudah pergi dari rumah. Tak ada yang bisa menyamakan suasana tinggal di rumah. Begitupun juga dengan kenangannya. #eaaaa

Nah, beberapa tips nih ya buat kamu yang kangen rumah beserta dengan orang-orangnya 😁 bisa dilakukan dengan beberapa hal

1. Pulang ke rumah. yup. cara termudah menghilangankan kangen rumah ya pulang. Tapi rencana kadang tak semudah yang dibayangkan. Buat orang yang kerja tentu pilihan hari libur atau mengambil cuti menjadi pilihan bagi orang yang bekerja.

2. Hubungi orang rumah. Kalau ngga bisa pulang, kamu bisa Telepon atau bisa juga dengan Vcall orang rumah. Dijamin deh, denger suara orang rumah apalagi orang tua kita, buat rasa kangen itu hilang. Walaupun cuma terasa saat kita mendengar suara mereka, seenggaknya itu bisa jadi obat rindu buat kamu yang ngga bisa pulang.

3. Simpan beberapa foto keluarga. Tips ini berguna banget buat kamu yang ngga bisa telepon atau Vcall. Lihat-lihat galeri foto akan membuat kita seolah kembali pada masa-masa saat foto itu diambil. Biasanya cara ini berguna buat kamu yang lagi ingin mengenang masa-masa dulu..eaa

Lha trus gimana dong kalo kangen sama rumahnya? Caranya gampang. Kemajuan teknologi memberi kita kemudahan untuk mencari apapun. Termasuk foto rumah kita.  kamu bisa buka aja google maps dan cari alamatmu. Utak atik tuh alamat sampai ketemu foto rumahmu. 😃

Ilang deh sekejap rasa kangenmu pada rumah.


Note : Foto ini adalah hasil screenshoots di google map 😃