Sabtu, 17 Februari 2018

DORONGAN PERBUATAN (ODOP Day 33 of 99)

Setiap aktivitas memuliki dorongan perbuatannya. Baik yang bersifat sebentar maupun jangka waktu lama. Jika dorongan tersebut sifatnya hanya sementara atau sebentar maka wajar jika dorongan tersebut hanya ada diawal-awal saja atau ketika ada sesuatu yang membuatnya bangkit. Sisanya jika perbuatan itu bersifat rutin maka ia takkan menikmati atau melakukannya hanya karena keterpaksaan. Contoh ketika suatu waktu saya pernah bertanya kepada salah seorang teman, "bagaimana rasanya bekerja?". Lalu ia menjawab "cuma gitu-gitu aja" 
Berbeda dengan orang yang betul yakin apa yang membuatnya terdorong untuk melakukan suatu perbuatan sehingga dorongan tersebut seolah-olah terpatri dalam dirinya. Maka perbuatan tersebut akan ia nikmati sebab dorongan tersebut selalu ada selama ia meyakininya. 
Dalam hal ada tiga dorongan yang membuat manusia mau bergerak. 
Pertama, dorongan ekonomi atau materi. Dorongan ini berada pada level terendah. Perbuatannya akan dilakukan jika ada iming-iming materi
Kedua, dorongan emosional. Hal ini, suatu pedrbuatan akan dilakukan jika ada kondisi kepepet. Misal seorang siswa atau karyawan yang mengerjakan tugas karena deadline.
Ketiga, dorongan keyakinan. Dalam hal ini suayu perbuatan akan ia lakukan dan nikmati selama ia punya keyakinan tersebut walaupun tak ada iming-iming materi atau adanya deadline. Inilah yang terjadi diantara generasi muslim terdahulu. Mereka menikmati setiap apa yang diperintahkan Rasulullah asal hal tersebut mereka yakini benar adanya. Wajar jika setiap yang mereka lakukan mempunyai dorongan yang kuat serta berdampak luas baik bagi dirinya maupun untuk kebangkitan islam.  Wallahu’alam 

Kamis, 15 Februari 2018

Kisah Pemuda Yang Mengemis Pada Rasulullah (ODOP Day 31 of 99)

Judul diatas saya ambil dari ceramah ustadz Budi Ashari yang berjudul "Pemuda dan Kemandirian" 

Kisah ini menjadi bahan pelajaran kepada kita betapa mengemis menjadikan seseorang terus bergantung dan hal ini tidak disukai Rasulullah apalagi hal tersebut dilakukan oleh seorang pemuda. Namun bukan berarti Rasulullah membenci orang-orang yang suka meminta-minta. 

Tersebutlah seorang pengemis dari kalangan anshar, penduduk Madinah. Ia mendatangi Rasulullah Saw untuk meminta-minta. Beliau yang mulia, tak langsung memberi. Bertanyalah beliau kepada pengemis itu, “Apakah kau memiliki sesuatu di rumahmu?”

Dijawab oleh pengemis itu, “Ada, ya Rasulullah. Aku memiliki pakaian dan sebuah cangkir.” Rasul pun memintanya untuk membawa barang yang disebutkan. Sesmpainya pengemis dari rumahnya, Rasul mengumpulkan para sahabat.

“Adakah diantara kalian yang ingin membeli ini?” Tanya Rasulullah Saw sembari menunjukkan pakaian dan cangkir milik pengemis.

Segera, ada sahutan dari salah seorang sahabat beliau, “Aku sanggup membelinya seharga satu dirham.” Sang Nabi melanjutkan, “Adakah yang ingin membayar lebih?” Ternyata, Rasulullah melelang dua harta milik pengemis itu.

Dijawablah oleh sahabat lain, “Aku mau membelinya seharga dua dirham, ya Nabiyullah.” Maka sahabat inilah yang berhak memiliki pakaian dan cangkir milik pengemis.

Rasululah pun memberikan hasil penjualan kepada pengemis sembari berpesan. Kata Nabi, belilah kebutuhan untuk keluargamu dengan uang ini. Sebagiannya yang lain untuk membeli kapak. Rasul juga memerintahkan pengemis itu kembali kepada beliau setelah membeli kapak.

Setelah menyerahkan makanan kepada anak dan istrinya, pengemis itu menemui Rasulullah sambil membawa kapak, sesuai yang diperintahkan. Nabi bersabda, “Carilah kayu sebanyak mungkin dan juallah.”

Dua pekan kemudian, sosok yang mulanya berprofesi sebagai pengemis itu mendatangi Sang Nabi. Dari hasil mencari kayu, ia memiiki uang sebanyak 10 dirham.

Rasul pun bersabda, “Hal ini lebih baik bagimu. Karena meminta-minta hanya membuat noda di wajahmu, kelak di akhirat.”

Lihat bagaimana Rasulullah memberikannya solusi terlebih dahulu baru kemudian memberinya Nasehat. Sebab orang lapar, ia tak butuh nasehat. Ia butuh penyelesaian atas permasalahannya. 

Kisah diatas juga menjadi pelajaran bagi kita, bahwa Rasulullah ingin mengajarkan untuk tak jadi seorang peminta-minta. Walaupun menurut ulama Rasulullah adalah orang yang kerap memberi jika ada yang meminta tapi Rasulullah ingin menunjukan kepada kita bahwa untuk tak mudah meminta-minta. Wallahu’alam

Sabtu, 10 Februari 2018

Negeri Tanpa Rasa (ODOP Day 27 of 99)

                                         https://www.youtube.com/watch?v=79FQRiBPPPQ
Judul diatas merupakan salah satu judul film pendek berdurasi lima menit(diposting oleh akun Youtube: Ihsan Nur Azizi) yang cukup membuat saya tertarik sebab realitasnya ada dan terasa. Kebetulan sedang iseng mencari film-film pendek yang berisi kritik sosial,  akhirnya terpaut dengan film ini untuk sedikit memberi inspirasi opini lewat film tersebut.  

Film ini menggambarkan tentang kondisi Indonesia dan rasanya sepertinya saya tidak perlu menggambarkan ulang lewat tulisan ini sebab apa yang ada dalam film tersebut sudah kita lihat sendiri baik lewat TV, sosial media atau langsung di depan mata kita sendiri. Negeri ini memang sudah “mati” rasa. Tak ada rasa iba terhadap sesama, tak punya rasa malu bahkan rasa-rasanya pemimpin negeri inipun telah lupa diri. Lihat saja, tak hanya rakyatnya yang rusak dan tertinggal, rupanya pemimpin kitapun begitu. Entah siapa yang ikut-ikutan, saya jug tak tahu.

Rasanya memang terlalu panjang jika harus bercerita tentang negeri ini. Sebab seolah kita sedang berada dalam lingkaran setan yang tak tau dimana ujungnya. Terlalu banyak masalah hingga tak tau harus darimana menyelesaikannya. 
Tapi bukan berarti tak ada harapan. Sebab negeri ini dulu pernah dijajah. Semua rakyatnya tunduk pada penjajah. Berabad-abad lamanya rupanya tak menyurutkan bangsa ini untuk bebas dari penjajahan. Memang kondisinya berbeda. Tapi yang pasti negeri ini sama-sama sedang dijajah walaupun dengan penjajahan gaya baru. Harapan baru itu tentu harus mencul diantara generasi hari ini. Walaupun mayoritasnya telah tergerus oleh budaya asing yang seenaknya meracuni tapi semangat untuk bangkit dan bebas dari keterjajahan masih ada.

Lewat secercah komitmen untuk bebas tentu harus punya arah yang jelas. Negeri ini mau diarahkan untuk bebas kearah mana? Jangan sampai kondisi hari ini terulang dimasa depan. Tak ada yang mau jatuh untuk yang kedua kali apalagi berkali-kali di lubang yang sama. Pun tak elok rasanya jika masih percaya dengan sistem ini. Sebab jika terus menyalahkan rezim agaknya semenjak negeri ini merdeka realitasnya tak jauh berbeda. Bahkan lebih parahnya malah makin buruk.

Saya pribadi menawarkan islam. Bukan karena sebatas bahwa islam bisa menjadi pilihan Tapi lebih karena ini merupakan tuntutan sebagai bukti ketundukan pada pencipta alam semesta. Rasanya kurang apik jika kita hidup di bumi yang dibuat olehNya tapi tak mau tunduk pada aturannya. Lebih dari itu, memang tak ada lagi sistem yang bisa ditawarkan sebab penjajahan hari ini telah membuat kita menghamba pada aturan buat buatan manusia. Lalu tak inginkah kita merasakan kembali hidup dibawah aturanNya yang diri kita hanya menghamba padaNya? Semoga bisa kita renungi dan segera mengambil langkah untuk membebaskan negeri ini.


Jumat, 09 Februari 2018

Kisah Ayam dan Elang (ODOP Day 26 of 99)


Alkisah ada seekor elang yang telurnya terjatuh dari sangkarnya. Beruntung telur itu tidak pecah namun ditemukan oleh induk ayam dan ia mengira bahwa telur itu adalah miliknya. Hari demi hari telur elang itu akhirnya terus dierami bersama diantara telur-telur ayam yang lain hingga kemudian menetas begitupun dengan telur-telur ayam. Ia tak tahu akan identitas dirinya yang sebenarnya. Yang ia tahu, ia adalah bagian dari anak seekor ayam yang telah dirawat oleh induk ayam.
Waktu demi waktu ia berlalu hingga akhirnya ia mampu untuk mencari makanan sendiri bersama dengan anak-anak ayam yang lain.
suatu hari, ia melihat rombongan elang terbang diatas mereka.
“Lihat! Mereka itu apa? Aku ingin sekali bisa terbang seperti mereka.“ Kata anak elang kepada anak-anak ayam yang lain
“Ah, jangan bermimpi. Kamu itu ayam tidak usah bermimpi menjadi elang seperti mereka.” Jawab salah satu anak ayam hingga anak ayam yang lainnnya ikut menertawakan anak elang.
Ketika anak elang itu pulang, ia terus merenungi apa yang tadi dilihatnya. Ia belum tahu bahwa dirinya adalah seekor elang. Setiap ia berpikir tentang keinginannya untuk bisa terbang, teman-temannya selalu menertawakannnya hingga akhirnya ia menerima takdir bahwa dirinya hanyalah seekor ayam. Walaupun dirinya punya dorongan yang besar untuk bisa terbang. Namun karena lingkungan dan teman-temannya yng menganggap dirinya ayam maka ia tidak pernah mencoba untuk terbang dan perlahan-lahan percaya bahwa elang tersebut hanyalah seekor ayam seperti teman-temannya
***
Cerita diatas tentu menjadi bahan renungan dalam diri kita. Setiap orang pasti punya impian. Dan setiap impian yang ada pasti ingin kita capai. Namun diantara kita ada yang berusaha untuk mencapainya hingga berhasil tapi ada pula yang akhirnya menyerah karena merasa bahwa dirinya tidak mampu dan yang lebih parah sama sekali tak berusaha untuk merealisasikannya.
Kita yang kadang ragu biasanya karena kita terlalu banyak memikirkan pendapat orang lain. padahal belum tentu apa yang kita dengar itu benar dan justru membuat kita berhenti mengejar impian kita.
Kawan,
Jangan pernah biarkan pendapat seseorang tentangmu membuatmu berhenti mengejar impianmu. Sebab akan lebih berbahaya jika pendapat seseorang membuat dirimu berubah menjadi seseorang yang kamu tahu itu bukan dirimu.
Wallahu’alam


Kamis, 08 Februari 2018

Filosofi Laron (ODOP Day 25 of 99)

Laron adalah sejenis rayap namun ia bersayap. Ya, ia sesungguhnya adalah rayap. Layaknya para rayap sebenarnya ia tinggal di  dalam tanah. Lalu mengapa laron justru memiliki sayap dan ia selalu senang berada diantara cahaya?
Rayap yang telah siap bereproduksi memiliki ciri salah satunya adalah keberadaan sayap-sayap mereka. Inilah yang disebut sebagai laron. Keberadaan mereka yang kemudia keluar dari tempat tinggal mereka adalah untuk mencari pasangan agar bisa berkembangbiak. Pada saat menjelang hujan turun,  udara di dalam tanah tempat tinggal laron menjadi lebih lembab, hal ini dihindari oleh laron sehingga laron keluar dari sarangnya mencari sumber cahaya yang kita tau apabila lampu menyala atau sebagainya menjadi panas dan kemudian meradiasikan kalor atau panas kesekitarnya. Dan akan kita lihat para laron itu terbang memutari cahaya karena mencari pasangan mereka. Setelah itu ada diantara mereka yang mati sebab sayap-sayap mereka tak mampu bertahan jika sudah lewat satu hari.  Mereka yang berhasil memperoleh pasangan kemudian berkembangbiak dan kembali ketempat asalnya.
Jika kita melihat kehidupan laron, kita akan mnejumpai bahwa para laron itu tidak akan selamanya berada diluar tempat asal mereka. Mereka hanya keluar disaat-saat tertentu karena kondisi tertentu. Marilah kita belajar dari kehiduapan laron.

Ibarat manusia, gambaran kehdupan laron adalah gambaran makhluk yang sadar bahwa kehidupan dunia ini bukan untuk selamanya.lebih jauh dari hal tersebut bukan berarti manusia hidup hanya untuk berkembangbiak. Tapi bagaimana kita memamhami bahwa dunia ini tempat kita memperoleh tujuan untuk kehidupan selanjutnya yaitu akhirat. Dunia ini hanya se,mentara dan persinggahan tempat kita mencari dan mengumpulkan bekal akhirat. Jangan sampai kita terperdaya oleh dunia hingga akhirnya kita hanya akan menjadi manusia yang mati sia-sia. Na’udzubillah..

Rabu, 07 Februari 2018

Dua Menit Untuk Mengetahui Siapa Anda? Part 2 (ODOP Day 24 of 99)

Ketika diri kita merasa lemah maka kita akan melakukan hal sebaliknya. Kita menutup, membungkus diri kita, membuat diri kita kecil bahkan kita menjadi takut menyenggol orang lain. dan ternyata hal seperti ini dilakukan oleh manusia dan hewan. Artinya ketika seseorang bertemu dengan orang yang menurutnya lebih berkuasa dan punya kekuatan dibanding dirinya maka bahasa tubuhnya akan melakukan sebaliknya. Ia akan merasa lemah sebab ia sedang berhadapan dengan seseorang yang lebih kuat daripada dirinya.
Hal ini nampaknya dipengaruhi oleh jenis kelamin antara pria dan wanita. Wanita cenderung akan merasa lemah didepan pria. Walaupun memang tak selalu teori ini benar. Namun lebih jauh lagi sesuatu hal yang menjadi faktor seseorang mampu terlihat kuat dihdapan orang lain bisa jadi adalah karena “berpura-pura” hingga benar-benar mampu mengubah sikap sebelumnya. Nah yang menajdi pertanyaan adalah jika pikiran dan perasaan kita mempengaruhi tubuh kita, apakah tubuh kita juga mempengaruhi pikiran dan perasaan kita? Contoh ketika kita dipaksa untuk tersenyum maka hal itu tidak hanya membuat orang lain bahagia tatapi diri kita juga ikut bahagia.

Contoh diatas memberikan arti bahwa tubuh, pikiran dan perasaan kita bekerja secara dua arah. Pikiran dan perasaan kita mempengaruhi tubuh kita begitupun sebaliknya.  Tubuh kita mempengaruhi pikran dan perasaan kita. Gambarannya adalah bahwa orang yang memiliki kekuatan dan kekuasaan selalu ingin menonjolkan dirinya, ia memliki rasa percaya diri yang tinggi, siap untuk mengambil resiko, lebih tegas, lebih optimis dan selalu berpikir tentang peluan untuk menang. Hal ini memang berbeda jauh dengan orang yang lemah. Secara fisiologispun keduanya memiliki perbedaan utama dari sisi hormon. Ada testosteron yaitu hormon dominan dan kortisol yaitu hormon stres? Lalu bagaiman kedua hormon ini berpengaruh? Akan saya bahas dalam tulisan selanjutnya.  

Selasa, 06 Februari 2018

Tak Perlu Ditangisi (ODOP Day 23 of 99)

#Edisi Curcol

Sakit memang ketika orang lain hanya melihat seseorang apakah ia terkenal atau tidak. Apakah ia hebat atau tidak. Akan Jauh tak terjamah ketika aku bukan siapa-siapa. Boro-boro bertutur sapa, sekedar melirik sajapun mungkin enggan. Tak penting baginya sebab aku hanya angin lalu yang sekedar mampir.

Tapi hidup bukan tentang apa yang kita rasa atau yang kita lihat. Aku melihat orang lain begitu padaku bisa jadi merekapun begitu melihatku. Tapi apa aku salah jika aku meminta sedikit perhatian mereka? Bukan karena aku punya apa-apa untuk bisa dibanggakan tapi lebih karena aku dan mereka pernah ada dalam kebersamaan.

Mungkin Tak beri perhatian bukan berarti tak mau mendekat atau bertutur sapa. Husnudzan saja, bisa jadi ia lupa karena aku tak lebih dari seorang yang sekedar lewat walaupun pernah bertahun-tahun bersamanya. Ah sama saja.

Tapi tak penting bagiku memikirkan orang-orang seperti mereka yang tak pernah peduli. Banyak hal lain yang lebih penting yang bisa aku pikirkan. Banyak hal yang bisa aku lakukan bersama orang-orang yang peduli padaku walaupun mungkin hanya satu orang. Ya, satu orang bagiku jauh lebih berharga daripda kebanyakan manusia yang hanya bermanis muka ketika bertemu. Bisa jadi, suatu saat ia akan menyapa dan peduli padaku jika aku terkenal. Tapi itu masih mungkin.

Ya, inilah curhat kesendirianku. Tapi Sungguh aku tak ingin berlarut dengan kesendirianku yang tak ada sedikitpun orang bertanya tentangku. Ada banyak hal yang bisa aku perbuat sebab hidup ini memang hanya sekedar memberi manfaat. Sebab hari ini orang tak memberi manfaat siap-siap saja akan cepat musnah dan menghilang dari peradaban.

Rasanya ingin menangis. Namun, agaknya tak perlu ditangisi terlalu lama. Sebab menangis hanya membuang-buang waktu jika karena manusia. Manusia memang selalu membuat menangis manusia lain. jahat. Tak ayal, pengharapan pada manusia sering berbuah kekecewaan.


Senin, 05 Februari 2018

TIPS PRODUKTIF DIKALA SENGGANG (ODOP Day 22 of 99)

Terkadang seseorang merasa bingung apa yang harus ia lakukan dikala waktu luang yang cukup panjang. Kebanyakan dari kita menghabiskan waktu luang hanya dengan tidur, menonton TV, bermain HP atau gadget hingga pergi berlibur ke tempat wisata. Sebab kesibukan yang sudah menjadi rutinitas membuat kita penat sehingga sangat wajar waktu senggang dipakai sebagai ajang untuk bermalas-malasan.
Memang tidak ada salahnya ketika waktu senggang dihabiskan dengan hal tersebut. Sebab biasanya mereka hanya bisa melakukannya ketika masa-masa liburan seperti liburan semester atau liburan akhir tahun. Tapi rasanya sayang banget jika terus-menerus memanfaatkan waktu senggang dengan hal-hal demikian. Waktu senggang  baik sedikit atau banyak sebenarnya bisa dimanfaatkan dengan hal-hal yang produktif. Misalnya dengan menyalurkan hobi, melakukan hal baru diluar pekerjaannya sehari-hari atau yang lainnya.
Dalam tulisan ini saya ingin sedikit berbagi cara agar waktu senggang yang kita miliki bisa kita isi dengan hal-hal produktif. Baik ketika masa-masa liburan atau diantara rutinitas sehari-hari seperti ketika istirahat pada jam kerja atau belajar, menunggu antrian, ditengah kemacetan dan lain sebagainya. Sebab sesedikit apapun waktu senggang yang kita miliki adalah sangat berharga.
Pertama, buatlah daftar kegiatan yang ingin anda lakukan dikala waktu senggang. Atau untuk lebih memudahkan visualisasika dengan membuat mind maping. Daftar ini berguna agar kita dapat enetuka apa yang harus kita lakukan. Menyalurkan hobi biasanya memang berada diurutan pertama untuk mengisi waktu senggang. Namun jika waktu senggang yang anda miliki hanya sedikit anda bisa melakukan hal-hal Seperti dengan membaca buku untuk menambah wawasan anda.  Anda bisa mebuat daftar bacaan untuk lebih memudahkan.
Kedua,tentukan skala prioritas kegiatan yang ingin anda isi. Sebab adakalanya banyak hal yang ingin anda lakukan namun karena durasi waktu yang sempit tidak semua hal bisa kita lakukan pada saat itu juga. Yang lebih penting adalah prioritaskan waktu senggang anda untuk menyelesaikan tugas-tugas utama. Misal jika anda adalah seorang pelajar, maka selesaikan terlebih dahulu tugas-tugas sekolah setelah itu barulah hal-hal yang anda sukai seperti menyalurkan hobi.
Ketiga, realisasikan apa yang sudah anda buat. Sebab sebagus apapun rencana yang anda buat tak berarti apa-apa sampai anda merealisasikannya.

 Silahkan dicoba jika hal ini bermanfaat untuk anda. J

Minggu, 04 Februari 2018

Antara Kaos Oblong Raja Dan Pilkada (ODOP Day 21 of 99)

Image result for pilkada
Tahun 2018 merupakan tahun politik. Setidaknya dari 17 Provinsi yang akan mengadakan Pilkada serentak ada 56 pasangan Cagub dan Cawagub yang telah terdaftar dan  sudah terseleksi. Sejak akhir tahun 2017 hingga awal tahun 2018 memang banyak sekali para calon pemimpin berkoar-koar menjadi aspirator rakyat. Bukan tanpa sebab, terlebih karena hal ini memang menjadi awal babak baru bagi para calon pemimpin daerah. Satu persatu mencari dan kemudian menggandeng untuk berkoalisi agar dapat mendulang suara. Berbagai visi misi dibuat dan mulai blusukkan semata-mata agar mendapat hati rakyat. entah benar atau tidak faktanya tak sedikit dari mereka yang kemudian tampil merakyat. Dengan tampil sederhana sehingga bisa dipandang dekat hingga terjun ke pasar atau tempat-tempat umum kerap dilakukan. Setelah terilih para pemimpin daerah ini memanga getol mewujudkan aspirasi rakyat walaupun tidak sedikit pula yang akhirnya terjerat korupsi.
Sungguh kami sebagai rakyat  jadi teringat ketika dulu pemimpin negara kami sempat menjadi seorang kepala daerah di suatu wilayah. Ia begitu dekat dengan rakyat karena dianggap mampu mewujudkan aspirasi rakyatnya bahkan ia sempat memperoleh gelar sebagai walikota terbaik. Tak tanggung-tanggung ia memperoleh penghargaan dilevel internasional. Hingga akhirnya ia kemudian menjadi kepercayaan rakyat negeri ini untuk mempimpin sebuah negara. Jargon merakyat terus digaungkan semata-mata ingin memperlihatkan bahwa ia berbeda dengan pemimpin sebelumnya
Namun nyatanya waktu berkata lain, semakin tinggi jabatan sang raja ternyata malah membuat rakyat negeri ini sengsara. Harta rakyat dikeruk untuk kemudian dijual kepada asing, rupanya raja juga gemar berhutang. Dengan dalih sebagai bentuk kerjasama dan upaya membangun insfrastruktur demi menunjang kemajuan bangsa ini faktanya negeri ini justru lebih banyak rugi. Tak ada makan siang gratis. Menambah hutang berarti membuat negeri ini harus tunduk pada rentenir berdasi.
Rupanya kami dibutakan oleh kaos oblong milik raja. Pesona sederhananya telah membuat padangan kami kabur hingga kami percaya padanya. Pemimpin yang kami percaya telah berdusta. Memang tak bisa dipungkiri bahwa mengurus negeri yang besar ini tak mudah. Namun pemandangan yang kami lihat rasanya sudah cukup membuktikan bahwa raja telah “menjual” negeri ini. Belum lagi jeritan rakyat miskin karena semua serba “melangit”. Listrik, sembako, biaya sekolah hingga kesehatan tak bisa dibayar dengan harga yang sedikit. Praktek korupsi para tikus berdasi tak pernah luput dari pemberitaan media.
Kepercayaan kami lewat pemilu nyatanya telah dikhiananti. Padahal kami yang memilih langsung mereka yang duduk di panggung demokrasi. Ini bukan sekedar salah pemimpin kami. Tapi ini juga salah sistem yang hidup negeri ini. Sistem yang mengakomodir hak rakyat untuk memilih langsung dan membuat hukum sendiri justru malah memberi kerusakan. Pemimpin kami berkhianant karena mereka memilih para cukong-cukong berduit sebab keterpilihannya karena mereka.                                                           
Kami juga yang salah menganggap demokrasi baik. Slogan “dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat” sehingga rakyat yang berdaulat hanyalah omong kosong. Negeri ini mayoritas muslim. Semua pemimpin negara ini muslim namun justru mengkhianati isi dalam kitab yang menjadi keyakinannya. Al quran telah berbicara
“.....hak membuat hukum hanyalah Allah” (TQS. Al An’am : 57)
Dan Allah SWT telah memberikan peringatan
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.
Mungkin inilah balasan bagi kami yang percaya dengan “Kaos Oblong” milik raja.



Sabtu, 03 Februari 2018

Pantang Negatif Walau Tespack Tak Kunjung Positif (ODOP Day 20 of 99)

Image result for be positive
Salam untuk para promiler, calon bunda yang masih berjuang buat dapet tiket H
Selama raga masih dikandung badan dan selama uang masih menggunung (ceeileeh lebay amat...tapi beneran) usaha buat dapat momongan ngga akan pernah putus. Tiap bulan pasti sering kecewa gara-gara si M datang. Walaupun sering PHP karena telat datang tapi semangat dapat dede utun ngga akan pudar.
Entah saya harus mulai dari mana ketika nulis ini sebab saya belum punya banyak pengalaman dibanding para bunda yang sudah bertahun-tahun berjuang karena usia pernikahan saya meemang baru masuk diawal tahun kedua lebih tepatnya 14 bulan lamanya tapi belum ada kabar tentang kehamilan dan belum berhasil dalam promil. Tapi dari beberapa artikel dominannnya adalah curhatan para bunda yg lagi berjuang dan sudah ada yang berhasil, setidaknya saya bisa menggaris bawahi bahwa positive thinking menjadi salah satu obat yang sangat dibutuhkan.
Manusia itu dipengaruhi oleh pikiran dan lingkungannnya. Tapi hidup kita paling dominan ditentukan oleh pikiran kita. Lingkunga sekitar memang berpengaruh tetapi jika kita mampu mengendalikan pikiran kita maka lingkungan akan takkan memiliki kemampuan untuk mempengarui hidup kita. Nah, lalu bagaimana tipsnya agar tetap pikiran kita tetap positif? Ini dia tipsnya

Pertama, menjaga kewarasan dengan manajemen stres. Kenapa menjaga kewarasan? Sebab kebanyakan dari para calon ibu dan mungkin hampir semuanya pasti mengharapkan hadirnya buah hati ditengah-tengah keluarga kecil yang baru dibangun.sehingga fokus dari para ayah bunda terutama sang bunda pasti tentang kehamilan. Ditambah lagi keinginan ini makin bertambah dikala adanya tuntutan dari luar seperti keluarga dan bisik-bisik tetangga.:D Tentu ini akan menambah kegalauan yang berujung pada stres jika kita tak mengendalikannya. Saatnya kita harus melepas diri dari “kegilaan” dengan mengatur stres.pikirkan hal-hal yang membuat kita merasa terbebani dengan program kehamilan. bukan untuk selamanya tapi sementara waktu :) 
Kedua, lakukanlah kegiatan produktif untuk mengalihkannnya sementara waktu. Bukan berarti meninggalkan usaha untuk mendapatkan kehamilan tapi sesekali mungkin kita perlu untuk mengalihkan fokus kita pada hal lain agar hidup kita lebih produktif.
ketiga, berlibur. yup, berliburlah untuk merefresh pikiraan kita. buat jiwa dan raga kita pada kondisi "baru" agar kita merasa terbebas dari pikiran-pikiran yang membuat kalut.:) 

Jika sudah baca thread ini, silahkan mencoba mudah-mudahan walaupun langganan dapat tespack negatif tapi pikiran kita selalu positif J


Selamat membaca J

Noted : ini tips singkat banget ya. Hihi. Suatu saat akan saya perbaiki dengan pengalaman dan cerita baru.

Jumat, 02 Februari 2018

Menulis adalah Seni Menyampaikan Kebenaran dan Mengikat Ilmu (ODOP Day 19 of 99)


Image result for menulis seni menyampaikan kebenaran
Menulis adalah Sebuah kata yang menurut sebagian orang terasa mudah tapi ternyata sulit. Sulit kalau kita bicara dalam hal menentukan ide, kata pertama apa yang mau ditulis atau tidak tahu mau menulis apa? Tapi mudah buat mereka yang selalu punya ide mau menulis apa, siapa yang jadi objek tulisannya atau mau seperti apa tulisannya dan tentunya sudah terbiasa. Sebenarnya  mudah saja jika kita bingung ingin menulis apa. lihat saja apa yang kita lihat, dengar atau indra semuanya bisa dibuat tulisan. Misal ketika kita melihat bintang dilangit. Kita bisa menulis puisi tentang bintang atau mengarang sebuah cerita fiktif tentng asal muasal bintang dan masih banyak lagi. Menulis sebenarnya bisa dilakukan oleh semua kalangan. Anak kecil, remaja, dewasa bahkan kakek-nenek yang tua renta pun bisa menulis. Bahkan objek menulis bisa siapa dan apa saja. Nah, masalahnya sekarang adalah kenapa terkadang kita susah untuk memulainya?
Semuanya selalu berawal dari proses. Tidak mungkin penulis- penulis besar macam Asma Nadia, Tere Liye, Habiburrahman el Shirazy dan penulis besar lainnya bisa langsung punya bakat yang hebat dalam menulis. Semua tergantung diri kita. Mau atau tidak untuk mulai berlatih. bang Andri Madsa (salah seorang trainer Public Speaking di Indonesia) pernah bilang “sebenarnya tidak ada orang yang memiliki bakat; yang ada hanya orang yang slalu berlatih dan berlatih.” Itu artinya setiap manusia pasti punya kemampuan asalkan mau belajar dan terus berlatih.

namun banyak orang bilang,  "semuanya butuh proses kan?"
Memang benar, tidak ada hasil yang tidak melalui proses. tapi bagaimanapun cara terbaik untuk bisa menulis adalah dengan kita memulai menulis. nilai positifnya juga banyak, salah satunya adalah bahwa menulis adalah seni menyampaikan kebenaran. di dunia saat ini banyak banget berita-berita hoax yang muncul baik lewat media sosial maupun media cetak. Nah kita yang meyakini bahwa kebohongan tidak boleh dibiarkan selayaknya wajib menyampaikan kebenaran. selain dengan tetap melakukan aktivitas nahiy mungkar lewat lisan tidak salahnya menulis menjadi jalan untuk kita menyampaikan yang haq. selain itu menulis adalah bagian dari cara kita untuk mengikat ilmu. seperti apa yang pernah disampaikan oleh Ali bin Abi Thalib, "Ikatlah ilmu dengan menuliskannya"dan bisa jadi tulisan-tulisan kecil ini suatu saat akan menjadi saksi bahwa kita punya karya. :)

Wallahu’alam

Yuk menulis.
Menulis apa saja untuk menyampaikan kebenaran dan mengukir sebuah peradaban.

noted : Sebenarnya tulisan ini sudah pernah saya tulis distatus FB pas pertama kali ikut kelas menulis. tapi kemudian sedikit saya perbaiki dan saya tambahkan beberapa poin. 

#belajarnulis
#revowriter
#ideowriter

Kamis, 01 Februari 2018

Menyederhanakan Masalah Sebab Hidup Itu Mudah (ODOP Day 18 of 99)


Di dunia ini tak ada manusia yang tak pernah tidak punya masalah. Jika orang miskin selalu mengeluh karena sering tak punya uang hingga harus berhutang sana sini tak berarti orang kaya dengan berlimpah harta tak bermasalah. bisa jadi Allah uji mereka dengan sakit yang tak kunjung sembuh atau hausnya ia akan kebahagian, jika para jomlo mengeluhkan dirinya yang tak kunjung menemukan pasangan hidup bukan berarti yang sudah menikah tak diuju. Bisa jadi Allah uji mereka dengan haraan memiliki keturan yang tak kunjung datang. Bahkan orang yang merasa dirinya tak punya masalah justru itu yang menjadi masalahnya. J
Namun bukan berarti badai takkan berlalu. Ketika Allah memberi kesulitan pasti ada kemudahan yang membersamainya. Tentu kita sering mendengar ayat ini
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh: 5)
 Ayat ini pun diulang setelah itu,
إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh: 6).


dalam ayat ini para mufafsir menerangkan bahwa kesulitan hanyalah satu karena ia menggunakan isim ma’rifah (sesuatu yang sudah tertentu), maksudnya kesulitan pertama sama dengan kesulitan kedua. Sedangkan kemudahan dalam ayat tersebut adalah dua karena ia menggunakan isim nakiroh (sesuatu yang penunjukannya belum tertentu), maksudnya kemudahan pertama dan kedua itu berbeda. Jadi kesulitan yang ada itu hanya satu, sedangkan kemudahan itu dua.( Keterangan Ibnu Katsir dalam Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 14/392, Muassasah Qurthubah)
Bahkan betapa baiknya Allah hingga Ia memberikan dua kemudahan diatara kesulitan. Al Hasan Al Bashri mengatakan bahwa ketika turun surat Alam Nasyroh ayat 5-6, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Kabarkanlah bahwa akan datang pada kalian kemudahan. Karena satu kesulitan tidak mungkin mengalahkan dua kemudahan.”
Maha benar Allah dengan segal firmanNya. Zat yang maha tinggi bahkan menjamin umatNya terbebas dari kesempitan menuju kelapangan

سَيَجْعَلُ اللَّهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُسْرًا
Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.” (QS. Ath Tholaq: 7)

Namun bukan berarti ketika ada masalah kita hanya diam saja tanpa ada upaya untuk keluar dari masalah. Sebab manusia diberi kesempatan oleh Allah swt untuk berusha sembari bertawakkal kepada Allah SWT. Dalam hal ini pula tentu kesabaran dalam menghadapi ujian sangat dibutuhkan.


سَيَجْعَلُ اللَّهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُسْرًا
Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.” (QS. Ath Tholaq: 7)

Sabar menanti adanya kelapangan adalah solusi paling ampuh dalam menghadapi masalah, bukan dengan mengeluh dan berkeluh kesah. Teringat dengan bait sya”ir yang pernah diucapkan oleh Imam Syafii :

Bersabarlah yang baik, maka niscaya kelapangan itu begitu dekat.
Barangsiapa yang mendekatkan diri pada Allah untuk lepas dari kesulitan, maka ia pasti akan selamat.
Barangsiapa yang begitu yakin dengan Allah, maka ia pasti tidak merasakan penderitaan.
Barangsiapa yang selalu berharap pada-Nya, maka Allah pasti akan memberi pertolongan.

Kita memang perlu menyederhanakan masalah kita. Sebab panutan kita baginda rasulullah SAW telah menggambarkannya kepada kita. Lihatlah bagaimana ketika beliau akhirnya meniatkan berpuasa tak memiliki makanan.
Pada suatu hari, rasulullah s.a.w bertanya kepadaku: “ wahai Aisyah apakah kamu mempunyai makanan? “ Aisyah menjawab, “Tidak, ya Rasulullah” Beliau bersabda, “ kalau begitu aku akan berpuasa.” (HR. Muslim)
Sungguh berbeda sekali dengan diri kita hari ini. Soal makan saja, kadang kita bingung mau makan apa dan dimana. Maka mari kita belajar dari apa yang telah Rasulullah contohkan kepada kita. Setipa manusia punya masalah tinggal bagaiman kita memandang masalah tersebut. Namun hal ini bukan berarti kita diam terhadap kedzaliman. Wallahu’lam.