Setiap aktivitas memuliki dorongan perbuatannya. Baik yang bersifat sebentar maupun jangka waktu lama. Jika dorongan tersebut sifatnya hanya sementara atau sebentar maka wajar jika dorongan tersebut hanya ada diawal-awal saja atau ketika ada sesuatu yang membuatnya bangkit. Sisanya jika perbuatan itu bersifat rutin maka ia takkan menikmati atau melakukannya hanya karena keterpaksaan. Contoh ketika suatu waktu saya pernah bertanya kepada salah seorang teman, "bagaimana rasanya bekerja?". Lalu ia menjawab "cuma gitu-gitu aja"
Berbeda dengan orang yang betul yakin apa yang membuatnya terdorong untuk melakukan suatu perbuatan sehingga dorongan tersebut seolah-olah terpatri dalam dirinya. Maka perbuatan tersebut akan ia nikmati sebab dorongan tersebut selalu ada selama ia meyakininya.
Dalam hal ada tiga dorongan yang membuat manusia mau bergerak.
Pertama, dorongan ekonomi atau materi. Dorongan ini berada pada level terendah. Perbuatannya akan dilakukan jika ada iming-iming materi
Kedua, dorongan emosional. Hal ini, suatu pedrbuatan akan dilakukan jika ada kondisi kepepet. Misal seorang siswa atau karyawan yang mengerjakan tugas karena deadline.
Ketiga, dorongan keyakinan. Dalam hal ini suayu perbuatan akan ia lakukan dan nikmati selama ia punya keyakinan tersebut walaupun tak ada iming-iming materi atau adanya deadline. Inilah yang terjadi diantara generasi muslim terdahulu. Mereka menikmati setiap apa yang diperintahkan Rasulullah asal hal tersebut mereka yakini benar adanya. Wajar jika setiap yang mereka lakukan mempunyai dorongan yang kuat serta berdampak luas baik bagi dirinya maupun untuk kebangkitan islam. Wallahu’alam
Komentar
Posting Komentar