Judul diatas saya ambil dari ceramah ustadz Budi Ashari yang berjudul "Pemuda dan Kemandirian"
Kisah ini menjadi bahan pelajaran kepada kita betapa mengemis menjadikan seseorang terus bergantung dan hal ini tidak disukai Rasulullah apalagi hal tersebut dilakukan oleh seorang pemuda. Namun bukan berarti Rasulullah membenci orang-orang yang suka meminta-minta.
Tersebutlah seorang pengemis dari kalangan anshar, penduduk Madinah. Ia mendatangi Rasulullah Saw untuk meminta-minta. Beliau yang mulia, tak langsung memberi. Bertanyalah beliau kepada pengemis itu, “Apakah kau memiliki sesuatu di rumahmu?”
Dijawab oleh pengemis itu, “Ada, ya Rasulullah. Aku memiliki pakaian dan sebuah cangkir.” Rasul pun memintanya untuk membawa barang yang disebutkan. Sesmpainya pengemis dari rumahnya, Rasul mengumpulkan para sahabat.
“Adakah diantara kalian yang ingin membeli ini?” Tanya Rasulullah Saw sembari menunjukkan pakaian dan cangkir milik pengemis.
Segera, ada sahutan dari salah seorang sahabat beliau, “Aku sanggup membelinya seharga satu dirham.” Sang Nabi melanjutkan, “Adakah yang ingin membayar lebih?” Ternyata, Rasulullah melelang dua harta milik pengemis itu.
Dijawablah oleh sahabat lain, “Aku mau membelinya seharga dua dirham, ya Nabiyullah.” Maka sahabat inilah yang berhak memiliki pakaian dan cangkir milik pengemis.
Rasululah pun memberikan hasil penjualan kepada pengemis sembari berpesan. Kata Nabi, belilah kebutuhan untuk keluargamu dengan uang ini. Sebagiannya yang lain untuk membeli kapak. Rasul juga memerintahkan pengemis itu kembali kepada beliau setelah membeli kapak.
Setelah menyerahkan makanan kepada anak dan istrinya, pengemis itu menemui Rasulullah sambil membawa kapak, sesuai yang diperintahkan. Nabi bersabda, “Carilah kayu sebanyak mungkin dan juallah.”
Dua pekan kemudian, sosok yang mulanya berprofesi sebagai pengemis itu mendatangi Sang Nabi. Dari hasil mencari kayu, ia memiiki uang sebanyak 10 dirham.
Rasul pun bersabda, “Hal ini lebih baik bagimu. Karena meminta-minta hanya membuat noda di wajahmu, kelak di akhirat.”
Lihat bagaimana Rasulullah memberikannya solusi terlebih dahulu baru kemudian memberinya Nasehat. Sebab orang lapar, ia tak butuh nasehat. Ia butuh penyelesaian atas permasalahannya.
Kisah diatas juga menjadi pelajaran bagi kita, bahwa Rasulullah ingin mengajarkan untuk tak jadi seorang peminta-minta. Walaupun menurut ulama Rasulullah adalah orang yang kerap memberi jika ada yang meminta tapi Rasulullah ingin menunjukan kepada kita bahwa untuk tak mudah meminta-minta. Wallahu’alam
Komentar
Posting Komentar