Di dunia ini tak ada manusia yang tak pernah tidak punya masalah.
Jika orang miskin selalu mengeluh karena sering tak punya uang hingga harus
berhutang sana sini tak berarti orang kaya dengan berlimpah harta tak
bermasalah. bisa jadi Allah uji mereka dengan sakit yang tak kunjung sembuh
atau hausnya ia akan kebahagian, jika para jomlo mengeluhkan dirinya yang tak
kunjung menemukan pasangan hidup bukan berarti yang sudah menikah tak diuju. Bisa
jadi Allah uji mereka dengan haraan memiliki keturan yang tak kunjung datang. Bahkan
orang yang merasa dirinya tak punya masalah justru itu yang menjadi masalahnya.
J
Namun bukan berarti badai takkan berlalu. Ketika Allah
memberi kesulitan pasti ada kemudahan yang membersamainya. Tentu kita sering
mendengar ayat ini
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”
(QS. Alam Nasyroh: 5)
Ayat ini pun
diulang setelah itu,
إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS.
Alam Nasyroh: 6).
dalam ayat ini para mufafsir menerangkan bahwa kesulitan hanyalah satu karena ia menggunakan isim ma’rifah (sesuatu yang sudah tertentu), maksudnya kesulitan pertama sama dengan kesulitan kedua. Sedangkan kemudahan dalam ayat tersebut adalah dua karena ia menggunakan isim nakiroh (sesuatu yang penunjukannya belum tertentu), maksudnya kemudahan pertama dan kedua itu berbeda. Jadi kesulitan yang ada itu hanya satu, sedangkan kemudahan itu dua.( Keterangan Ibnu Katsir dalam Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 14/392, Muassasah Qurthubah)
Bahkan betapa baiknya Allah hingga Ia memberikan dua
kemudahan diatara kesulitan. Al Hasan Al
Bashri mengatakan bahwa ketika turun surat Alam Nasyroh ayat 5-6, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Kabarkanlah bahwa akan datang pada kalian kemudahan. Karena satu
kesulitan tidak mungkin mengalahkan dua kemudahan.”
Maha benar Allah dengan segal firmanNya. Zat yang
maha tinggi bahkan menjamin umatNya terbebas dari kesempitan menuju kelapangan
سَيَجْعَلُ اللَّهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُسْرًا
“Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.”
(QS. Ath Tholaq: 7)
Namun bukan berarti ketika ada masalah kita hanya diam saja tanpa ada upaya
untuk keluar dari masalah. Sebab manusia diberi kesempatan oleh Allah swt untuk
berusha sembari bertawakkal kepada Allah SWT. Dalam hal ini pula tentu
kesabaran dalam menghadapi ujian sangat dibutuhkan.
سَيَجْعَلُ اللَّهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُسْرًا
“Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.”
(QS. Ath Tholaq: 7)
Sabar menanti
adanya kelapangan adalah solusi paling ampuh dalam menghadapi masalah, bukan
dengan mengeluh dan berkeluh kesah. Teringat dengan bait sya”ir yang pernah
diucapkan oleh Imam Syafii :
Bersabarlah
yang baik, maka niscaya kelapangan itu begitu dekat.
Barangsiapa
yang mendekatkan diri pada Allah untuk lepas dari kesulitan, maka ia pasti akan
selamat.
Barangsiapa
yang begitu yakin dengan Allah, maka ia pasti tidak merasakan penderitaan.
Barangsiapa
yang selalu berharap pada-Nya, maka Allah pasti akan memberi pertolongan.
Kita memang
perlu menyederhanakan masalah kita. Sebab panutan kita baginda rasulullah SAW
telah menggambarkannya kepada kita. Lihatlah bagaimana ketika beliau akhirnya
meniatkan berpuasa tak memiliki makanan.
Pada suatu hari, rasulullah s.a.w bertanya
kepadaku: “ wahai Aisyah apakah kamu mempunyai makanan? “ Aisyah menjawab, “Tidak,
ya Rasulullah” Beliau bersabda, “ kalau begitu aku akan berpuasa.” (HR. Muslim)
Sungguh berbeda sekali dengan diri kita hari
ini. Soal makan saja, kadang kita bingung mau makan apa dan dimana. Maka mari
kita belajar dari apa yang telah Rasulullah contohkan kepada kita. Setipa
manusia punya masalah tinggal bagaiman kita memandang masalah tersebut. Namun hal
ini bukan berarti kita diam terhadap kedzaliman. Wallahu’lam.
Komentar
Posting Komentar