Langsung ke konten utama

Dua Menit Untuk Mengetahui Siapa Anda? Part 1 (ODOP Day 14 of 99)



Seseorang yang menyertakan senyuman saat berinteraksi akan memberikan rasa nyaman atau menyenangkan pada lawan bicaranya begitupun ketika kita memberikan ekspresi dengan muka yang menegangkan maka orang akan merasa canggung ketika berinteraksi dengan kita. Inilah yang kemudian disebut bahasa tubuh atau perilaku nonverbal. Saat kita berpikir tentang tentang bahasa tubuh maka kita berpikir tentang komunikasi dan saat kita berpikir tentang komunikasi maka kita berpikir tentang interaksi. Dan bahasa tubuh atau perilaku nonverbal memberikan efek yang luar biasa ketika berinteraksi dengan orang lain.  Sebab nonverbal adalah bagaimana kita berkomunikasi dengan orang lain dan bagaiamana orang lain berkomunikasi dengan kita.
Seorang peneliti di Universitas Tufts, Nalini Ambady pernah menunjukkan bahwa ketika seseorang menonton 30 detik klip tanpa suara tentang interaksi nyata antara dokter dan pasien, penilaian mereka akan keramahan dokter juga menentukan apakah dokter itu akan dituntut atau tidak. Jadi, hal ini tidak terlalu berhubungan dengan apakah dokter tersebut kompeten atau tidak tapi apakah kita menyukainya dan bagaimana mereka berinteraksi. Lebih dari itu, Alex Todorov di Princeton University menunjukkan kepada kita bahwa penilaian wajah-wajah kandidat politik dalam satu detik saja menentukan 70% hasil dari pemilihan anggota senat Amerika dan hasil pemilihan gubernur. Tak hanya itu dalam dunia digital, emoticon yang digunakan dengan baik dalam negosiasi online ternyata dapat memberikan nilai tambah dalam negosiasi tersebut. Contohnya ketika kita berinteraksi jual beli online atau berinteraksi lewat sosial media dan lain sebagainya.
Ini artinya ketika kita berpikir tentang perilaku nonverbal maka kita berpikir tentang bagaimana kita menilai orang lain dan bagaiamana orang lain menilai kita dan apa akibatnya. Faktanya ternyata penilaian itu memberikan pengaruh. Lebih dari itu, yang paling terpengaruhi oleh perilaku nonverbal kita sebenarnya adalah diri kita sendiri. Artinya kita dipengaruhi oleh pikiran, perasan dan fisiologi kita. Lalu apa sih sebenarnya perilaku nonverbal?
Ammy Cuddy seorag Psikolog Sosial di Harvard pernah bercerita dalam acara TedTalks tahun 2012 mengenai ekspresi nonverbal dari kekuatan dan kekuasaan. Dalam kerajaan hewan, kekuatan dan kekuasaan diekspresikan dengan membuat diri mereka terlihat besar, merentangkan tangan, mengambil tempat yang lebih besar yang pada intinya mereka melakukannya dengan membuka diri. Lebih dari itu faktanya hal ini juga terjadi pada manusia.manusia yang dilakukan ketika mereka merasa kuat sesaat atau memiliki kebanggan.
Jessica Tracy seorang profesor Psikologi dari University of British, Colombia pernah menunjukkan bahwa seseorang yang dilahirkan dengan penglihatan atau buta sejak lahir sama-sama melakukannya ketika memenangkan kompetisi fisik yaitu kedua tangan terangkat seperti “V” dan dagu sedikit diangkat.
Lalu bagaimana ketika dalam kondisi sebaliknya saat diri kita merasa lemah atau kecil?
Bersambung....  


Komentar

Postingan populer dari blog ini

3 Hal yang Bisa Diambil dalam Film "Miskin Susah Kaya Susah"

Beberapa hari yang lalu saya menonton sebuah film tahun 2013 yang berjudul "Miskin Susah, Kaya Susah". Film ini diangkat dari sebuah cerpen berjudul "Pispot" karya Hamsad Rangkuti. Film ini sempat tayang di salah satu stasiun TV swasta di negeri ini.  Berkisah tentang sepasang suami istri miskin yang hidupnya begitu nelangsa di sebuah kampung kumuh di pinggiran kota. Mas Karyo (Epy Kusnandar) hanyalah seorang tukang tambal ban. Namun kenyataan pahit harus ia terima saat anaknya Tini menderita sakit tumor otak. Saroh, Sang istri meminta suaminya untuk membawa anaknya ke rumah sakit agar bisa ditolong dan ditangani pihak medis.  Mas Karyo menunggu orang yang mampir ke lapak tambal bannya Namun nasib ! ia hanya seorang tukang tambal ban yang tak punya penghasilan tetap. Di sisi lain ia merasa bimbang dan khawatir dengan kondisi Tini.berbagai upaya ia lakukan dari meminjam uang hingga menjual TV, satu-satunya barang berharga yang ia miliki. Namun...

Lakukan Hal ini untuk jadi Public Speaker yang Handal

Dua belas tahun lalu saya adalah mahasiswa yang cukup aktif dalam organisasi kampus. Saya sempat aktif sebagai anggota BEM fakultas dan masuk bidang Penalaran dimana salah satu fokusnya adalah mengadakan seminar atau workshop di tingkat fakultas. Pengalaman inilah yang saat itu membuat kemampuan public speaking saya meningkat meski saya belum pernah menjadi pembicara dalam sebuah event .  Saat itu, saya cukup aktif memberikan komentar atau pertanyaan saat berada dalam forum diskusi. Ya, meski rasa grogi bahkan takut melakukan kesalahan dalam berpendapat namun saya terus memberanikan diri untuk berbicara di publik.  Dua belas tahun berlalu, saya berpikir kemampuan itu seolah tak terpakai terlebih setelah saya menikah dan mempunyai anak. Saya lebih banyak belajar tentang sesuatu yang dekat dengan keseharian saya sebagai seorang istri dan ibu. Hingga suatu hari saya pernah diminta untuk mengisi diskusi kecil tentang kepenulisan karena saya aktif menulis di media dan juga menulis...

Negeri Tanpa Rasa (ODOP Day 27 of 99)

                                          https://www.youtube.com/watch?v=79FQRiBPPPQ Judul diatas merupakan salah satu judul film pendek berdurasi lima menit(diposting oleh akun Youtube: Ihsan Nur Azizi) yang cukup membuat saya tertarik sebab realitasnya ada dan terasa. Kebetulan sedang iseng mencari film-film pendek yang berisi kritik sosial,  akhirnya terpaut dengan film ini untuk sedikit memberi inspirasi opini lewat film tersebut.   Film ini menggambarkan tentang kondisi Indonesia dan rasanya sepertinya saya tidak perlu menggambarkan ulang lewat tulisan ini sebab apa yang ada dalam film tersebut sudah kita lihat sendiri baik lewat TV, sosial media atau langsung di depan mata kita sendiri. Negeri ini memang sudah “mati” rasa. Tak ada rasa iba terhadap sesama, tak punya rasa malu bahkan rasa-rasanya pemimpin negeri inipun telah lupa diri. Lihat saja, tak han...