Menikah memang menjadi dambaan setiap orang. Saya sendiripun
begitu dan pasti siapapun berharap bisa menemukan jodoh atau pasangannya diusia
yang dinilai matang. Namun pernahkah terpikir bagaimana kehidupan setelah
menikah?
Jikalau melihat pesta pernikahan baik diadakan sederhana atau mewah
pastilah pasangan yang baru menikah tengah merasakan bahagia. Namun kehidupan
setelah menikah tentulah tak sama dengan keadaan ketika mengadakan pesta
pernikahan yang dirayakan dengan penuh suka cita. Memanglah benar bahwa setelah
menikah seolah kebahagiaan itu akan terus hadir, kesedihan tak akan berlangsung
lama sebab sudah ada yang membersamai. Bahkan teman saya selalu dilanda
kegalauan sebab sudah sangat berharap ingin menikah karena merasa bahwa ia
kesepian.
Sebelum jauh ngebahas hal tersebut, alasan kenapa
akhirnya saya membahas ini walaupun mungkin lamanya pernikahan saya dengan
suami belum sejauh para pasangan yang lain dan pastinya, pengalamanpun tak
sebanyak mereka yang sudah menikah bertahun-tahun. Tapi setidaknya saya ingin
sedikit berbagi bahwa kehidupan pasca menikah tak seperti kehidupan pernikahan
Cinderella atau drama korea yng punya alur cerita setelah menikah tidak lama
setelah itu punya anak, kehidupan mapan, punya rumah dan mobil pribadi akhirnya
hidup bahagia. Helloo..sayang kehidupan pernikahan tak seindah yang
dibayangkan.
Kehidupan pasca menikah adalah kehidupan yang
sebetulnya tidak jauh dengan kehidupan keluarga kita, banyak pertengkaran,
kegaduhan, tidak melulu soal bahagia, tidak melulu soal jalan-jalan tapi semua
bercampur jadi satu. Ikatan pernikahan ini diikat oleh sebuah komitmen. Komitmen
untuk berusaha satu frekuensi. Sebab jika tak satu frekuensi dan arah jadilah
pernikahan berujung pada perceraian. Oleh karenanya kehidupan pasca menikah itu
butuh sesuatu yang realistis bukan melulu soal cinta. Walaupun tetap butuh
cinta. Tapi intinya kehidupan setelah menikah itu tak seperti lagu Ari Lasso “
badai...pasti berlaluuu” (bacanya jangan sambil nyanyi yaa :D)yang ada jika
badai yang satu terlah berlalu maka akan ada badai yang lain bisa jadi tanah
longsor, gempa bumi dan lain sebagainya. Selebihnya bahwa kekuatan untuk
berkomitmen menjaga ikatan pernikahan butuh antardua belah pihak agar badai
pernikahan yang dilalui tak berujung pada hancurnya kehidupan rumah tangga.
Tasikmalaya, 15 Januari 2018
Komentar
Posting Komentar