Kayanya ngga aneh
ada kasus kaya gini. Miris? Pastinya. Tapi memnag bukan hal baru. Jauh sebeblum
ini, kasus pembunuhan dengan beragam motif kerap masuk berita baik media cetak
maupun online. Faktornya apa? Kalo pacaran dan berujung pada kehamilan yang
tidak diiinginkan biasanya karena malu dan belum siap buat bertangggungjawab.
Kok bisa sih
setega itu?
Cinta remaja-remaji
saat ini udah ngga lagi bicara soal rasionalistas. Kalau sudah mabuk cinta maka
semua bisa diterjang termasuk berhubungan seks. Kalau sudah hamil akhirnya
bingung harus diapakan. Mau nikah, belum siap. Belum lagi malu yang harus
ditanggung. Tak sedikit yang akhirnya mencoba menghilangkan jejak lewat aborsi
atau yang lebih tega, sang pacar membunuh pacarnya sendiri agar lepas dari
tangggungjawab.
Trus kalau sudah begini siapa yang salah ? Cinta?
Secara fitrahnya
manusia telah diberi dua potensi. Pertama potensi hidup yang terbagi dalam tiga
naluri. salah satunya adalah naluri berkasih sayang. Inilah yang membuat
manusia tumbuh rasa cinta diantara yang lain dan pastinya setiap manusia di
dunia ini tidak ada yang tidak pernah merasakan jatuh cinta. keberadaan naluri
tidak bisa dihilangkan maka sejatinya ia butuh yang namanya aturan. Ia perlu
diatur agar tidak “salah jalan”.
Kedua, Akal. Inilah
yang membuat manusia berbeda dengan makhluk lainnya. Akal digunakan untuk
berpikir agar bisa membedakan mana yang baik atau buruk. Akal pula yang membuat
kita menjaga diri dari hawa nafsu. Selain
itu fungsi akal bukan digunakan untuk membuat hukum sebab ketika manusia diciptakan
oleh pencipta dunia ini yaitu Alllah SWT dengan sepaket aturanNya untuk mengatur
hidup manusia. Oleh karenanya, akal digunakan untuk memahami hukum termasuk
aturan dalam mengatur urusan jatuh cinta.
Orang yang jatuh
cinta tidak bisa seenaknya mengungkapkan rasa cintanya untuk kemudian menjalin
hubungan ilegal (baca : pacaran). Tapi bukan berarti aturan Allah SWT mengekang
manusia untuk meredam rasa cintanya terhadap lawan jenis. Ada hukum yang
mengaturnya yaitu lewat pernikahan. Kalau sudah begini, apapun yang dilakukan
tidak akan menimbulkan kekhawatiran dan akan dijalani dengan tenang. Walalupun bukan
berarti kehidupan rumah tangga tak ada masalah tapi setidaknya apa yang
dijalani bukanlah bentuk kemaksiatan. Wallahu’alam
Komentar
Posting Komentar