A : “Alhamdulillah sebentar lagi kita bakal libur sekolah
dan ada banyak hal yang mau aku lakukan pas liburan. “
B :“iya, alhamdulillah..lumayan ada waktu 2 minggu
liburan bisa dipake buat nyelesein baca
buku x.”
Seminggu berselang...............
A : “gimana? Udah selese baca bukunya?”
B : “Belum..ngga tau kenapa libur sekolah
kerjaan malah Cuma “ngukur kasur” alias tidur..”
Ada yang pernah ngalamin kaya percakapan singkat diatas?
Ngaku aja deh.. J saya juga begitu.
Libur atau hari libur identik dengan waktu luang yang
banyak dan menganggap bahwa waktu luang itu nikmat. Kenapa?
Secara teori iya, karena keberadaan waktu luang maka
seseorang bisa melakukan apa yang dia mau. Waktu luang juga banyak dijadikan
oleh banyak orang untuk mengisi atau merealisasikan hal-hal yang sudah ia buat
sebelumnya namun belum terlaksana ketika sibuk. Tak sedikit dari kita juga mengisi
waktu luang dengan hiburan atau liburan untuk merefresh pikiran. Namun pada faktanya diantara kita nyatanya banyak
yang terjebak oleh waktu yang katanya disebut sebagai waktu luang. Alih-alih
ingin melakukan atau merealisasikan hal yang sudah kita buat justru yang ada
waktu luang jadi “ajang” untuk pemalasan atau menunda-nunda pekerjaan. Kita berpikir
waktu luang itu panjang sehingga selama masih ada waktu maka pekerjaan bisa
dilakukan dilain waktu.
Padahal, kita ngga tau apakah waktu yang kita punya dan
kita lewati selama libur akan terus ada. Mungkin benar apa yang pernah
dikatakan rasulullah bahwa waktu luang adalah salah satu nikmat yang sering
membuat kita tertipu.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا
كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ ، الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
”Ada dua kenikmatan yang
banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang”. (HR.
Bukhari no. 6412, dari Ibnu ‘Abbas)
Ibnul Jauzi juga mengatakan nasehat yang sudah semestinya menjadi renungan kita, “Intinya, dunia adalah ladang beramal untuk menuai hasil di akhirat kelak. Dunia adalah tempat kita menjajakan barang dagangan, sedangkan keuntungannya akan diraih di akhirat nanti. Barangsiapa yang memanfaatkan waktu luang dan nikmat sehat dalam rangka melakukan ketaatan, maka dialah yang akan berbahagia. Sebaliknya, barangsiapa memanfaatkan keduanya dalam maksiat, dialah yang betul-betul tertipu. Sesudah waktu luang akan datang waktu yang penuh kesibukan. Begitu pula sesudah sehat akan datang kondisi sakit yang tidak menyenangkan.”(Fathul Bari, Ibnu Hajar, 18/219, Mawqi’ Al Islam)
Maka jika kita menyadari
bahwa waktu luang adalah salah satu nikmat yang Allah SWT berikan kepada kita,
gunakanlah untuk melakukan hal-hal produktif dan positif. Bersantai atau mengisinya dengan
liburan memang tidak salah tapi jangan sampai setiap waktu luang yang kita
punya hanya diisi dengan jalan-jalan, liburan atau sekedar bersantai hingga
membuat kita menjadi lalai dan akhirnya menunda-nunda untuk melakukan hal
produktif.
Jatinangor, yang malamnya
terasa lebih dingin dibanding kota Garut.
Komentar
Posting Komentar